JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Film Week (JFW) 2022 memiliki dua program utama, program pemutaran film dan non pemutaran film.
Program pemutaran film akan terdiri tiga, yaitu Global Feature, Global Short, dan Jakarta Film Fund.
Dalam program pemutaran film juga akan ada sesi kompetisi yang terdiri dari Feature Award, Direction Awards, Global Short Award, Jakarta Film Fund Award, Global Animation Awards, dan Series of The Year.
Sementara program non pemutaran film, terdiri dari; Masterclass, Talks, Community, Jakarta Film Fund, Road to Jakarta Film Week.
Acara ini berkolaborasi dengan instansi berbentuk diskusi dan bincang dengan praktisi industri film.
Selain diskusi dan bincang dengan praktisi industri film, Road to Jakarta Film Week juga berupa penayangan 24 film pendek secara eksklusif di Vidio.com, hasil kolaborasi dari instansi edukasi film di Indonesia, dan Exhibition.
Satu program terbaru lainnya yaitu Producer's Lab, Program hasil kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dan Platform BUSAN.
Program tersebut secara eksklusif memfasilitasi para produser film Indonesia untuk siap berkompetisi secara lokal dan internasional.
Yulia Evina Bhara, produser film asal Indonesia dan Alemberg Ang, produser film asal Filipina akan menjadi mentor program ini.
Peserta yang terpilih akan mendapat kesempatan untuk mengikuti Platform BUSAN 2023.
"Kami menghadirkan program-program baru dan program kolaborasi dengan berbagai mitra, mulai dari roadshow ke kampus-kampus hingga kategori baru Series of The Year dan Global Short Animation," ungkap Rina Damayanti, selaku Festival Director JFW 2022 saat konferensi pers di CGV FX Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022).
Selain itu, JFW 2022 menghadirkan wajah baru yaitu Jourdy Pranata sebagai festival ambassador.
Di tahun kedua ini JFW juga menerima pendaftar film mencapai 461 film yang berasal dari 28 negara.
Film Balada Si Roy produksi IDN Pictures dipilih menjadi film pembuka JFW 2022 sekaligus menjadi momen world premiere untuk film tersebut.
"Balada Si Roy adalah Intellectual Property (IP) yang tak lekang zaman, kini kami hadirkan kembali untuk menyapa penggemar lama maupun anak muda," tutur Susanti Dewi, produser Balada Si Roy.