Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 10/05/2022, 11:17 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Kini diangkat menjadi sebuah film, cerita KKN di Desa Penari awalnya merupakan thread di Twitter yang ditulis oleh akun @SimpleM81378523 tahun 2019 lalu.

Cerita tersebut sempat viral dan bahkan diangkat menjadi buku dan kemudian film.

Dikutip dari akun Twitter @SimpleM81378523, berikut rangkuman cerita KKN di Desa Penari versi Nur dan Widya.

"KKN di Desa Penari- Horror Story," demikian judul yang dipilih akun tersebut untuk memulai perjalanan ceritanya tentang pengalaman KKN seseorang di Desa Penari.

Sejak awal, akun tersebut menegaskan bahwa cerita ini diangkat agar orang bisa mengambil pelajaran dari cerita tersebut, sehingga dia dan pemilik cerita itu merahasiakan identitas, baik nama kampus, peserta KKN, desa, kota, fakultas.

Cerita bermula dari sekelompok mahasiswa bernama Nur, Widya, Bima, Ayu, Anton dan Wahyu yang mendapat tempat KKN di sebuah kota B.

Ayu merupakan orang yang punya andil besar agar mereka bisa mendapat izin untuk melaksanakan KKN di desa "W" tersebut.

Baca juga: Tissa Biani Akui Pernah Bertemu Nur Asli dalam Cerita KKN di Desa Penari

Mereka berenam menuju desa tersebut dengan menaiki mobil dan berhenti di jalur Alas D karena untuk menuju desa itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

Keesokan harinya, Pak Prabu menemani anak-anak KKN itu berkeliling desa, melihat proker yang sudah diajukan Ayu.

Selanjutnya, mereka menuju sinden atau kolam air dengan bentuk menyerupai candi kecil, yang akan dijadikan proker, di mana nantinya sungai dan sinden bisa terhubung seperti jalan air.

Kejadian demi kejadian janggal mulai dirasakan Widya. Seperti ketika Widya terkejut melihat Nur berlenggak-lenggok layaknya penari profesional di tanah lapang depan rumah.

Cerita berbeda dari sudut pandang Nur, malam itu dia tidur dan bermimpi melihat Widya sedang memeluk ular, Nur terbangun dari mimpinya karena mendengar keributan di luar yaitu ketika Widya ditemukan sedang menari di tanah lapang.

Sejak kejadian itu, peserta KKN pria dan wanita yang awalnya tidur di tempat terpisah. Pria di Posyandu, sementara yang wanita tidur di rumah warga, kemudian tidur dalam satu tempat yang sama hanya dipisahkan sekat bambu anyam.

Baca juga: Link Twitter KKN di Desa Penari Versi Nur dan Widya

Itu dilakukan karena menurut Pak Prabu, Widya harus selalu dijaga, tidak boleh ditinggalkan sendirian.

Malam berikutnya, Widya sengaja begadang untuk membuktikan ucapan Wahyu, dan ternyata benar, Bima pergi keluar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com