Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan dan Tantangan Perfilman Tanah Air di Momen Hari Film Nasional

Kompas.com - 31/03/2022, 09:19 WIB
Vincentius Mario,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional bagi semua insan perfilman Indonesia.

Momen ini menjadi sebuah sarana untuk kembali bertanya apa dan bagaimana tantangan serta harapan bagi industri film ke depannya.

Adapun beberapa sutradara dan aktor seperti Andibachtiar Yusuf dan Cornelio Sunny menjawab pertanyaan tersebut.

Berikut rangkuman Kompas.com.

Tantangan menurut Cornelio Sunny

Menurut aktor dan sutradara Cornelio Sunny, industri film Indonesia kini menghadapi tantangan dari segi investasi.

Baca juga: Hari Film Nasional, Andibachtiar Yusuf Sebut Pekerja Film Indonesia Bisa Kalahkan Hollywood

"Kesulitan besar, ya mendapat investment. Hampir semua dan setiap tahun. Itu efek film dokumenter sepertinya," kata Sunny saat ditemui di sela acara Akatara hari kedua di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2022).

"Sepertinya bukan cuma kita, tapi sutradara sebesar Joko Anwar mengalami hal yang sama. Investor kita memang sedikit ya," lanjutnya.

Aktor berusia 36 tahun itu berharap jalur yang disediakan Pemerintah bisa terbuka untuk investor luar negeri.

Forum Akatara, menurut Sunny, diharapkan bisa membuka kemungkinan filmnya menemui investor dan kemudian bisa produksi.

Pekerja film Indonesia kalahkan Hollywood

Sedikit berbeda dengan Sunny, sutradara Andibachtiar Yusuf berpendapat bahwa cara pekerja film Tanah Air sangatlah militan.

Baca juga: Sejarah Tanggal 30 Maret Jadi Hari Film Nasional

Bahkan, Andi memandang bahwa pekerja film Indonesia mentalnya bisa melampaui Hollywood.

"Orang Indonesia itu, soal tuntutan pekerja film, kita itu sangat pekerja keras. Kami tuh bisa buat film dalam waktu 30 hari," kata Andi.

Andi menyebut, tekanan yang datang bagi para pekerja di industri film adalah hal yang biasa.

Sutradara serial Star Stealer itu pun berharap agar pemerintah melihat peluang besar kemampuan yang dimiliki sineas Tanah Air.

"Kita itu mampu kok, kalau misalnya pemerintah memberi dukungan besar, enggak harus uang. Aturanlah seenggaknya," ujar Andi.

Film Indonesia jadi tuan rumah di negara sendiri

Harapan lain, Andi mengaku ingin pemerintah mengabulkan cita-cita lama para sineas, yakni film Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri.

Baca juga: Peringati Hari Film Nasional, Joe Taslim Kenang Aktingnya di Film La Tahzan

Pasalnya, Andi menyoroti keterbukaan film luar negeri yang masuk dan promosi di Tanah Air.

Hal itu mempersempit ruang film Indonesia untuk mendapat tempat dan dinikmati sebagai satu produk film.

"Harapannya, ya cita-cita lama, jadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita semua tahu berapa banyak layar dikasih buat Hollywood, kita tahu ini kenapa. Ini kan bisnis," ujar Andi.

Eksplorasi tema

Di sisi lain, Andi juga menyoroti persoalan eksplorasi tema film Indonesia yang terbatas.

Menurut sutradara film Baby Blues itu, film Indonesia kurang variatif dan kerap terjebak pada tema yang sama.

"Di Hari Film Nasional, industri film tantangan besarnya tema yang itu-itu aja sih," ucap Andi.

Baca juga: Hari Film Nasional, Angga Dwimas Sasongko Ucap Terima Kasih ke Penonton Indonesia

Andi berpendapat permasalahan ini tak bisa hanya dibebankan pada satu pihak.

Sutradara serial Star Stealer itu menyimpulkan, yang membuat tema film Indonesia itu-itu saja adalah persoalan sistem.

"Saya percaya bukan salah kreator atau apanya, tetapi sistem penunjang. Di tengah semua pilihan banyak, kita harus berani. Menurut gue bukan soal berani, tetapi berbeda," pungkas Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com