Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Main Film Sokola Rimba, Prisia Nasution Sebut SDM Jadi Persoalan di Desa

Kompas.com - 30/12/2021, 20:51 WIB
Baharudin Al Farisi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran Prisia Nasution berbagi cerita apa yang telah dia dapatkan setelah menjalani proses syuting film Sokola Rimba di provinsi Jambi pada 2013.

Rupanya, di balik proses produksi tersebut, Prisia Nasution berpendapat ada satu persoalan di desa yang harus ditangani serius, yakni Sumber Daya Manusia (SDM).

"Permasalahan ada di orang desa sendiri. SDM di desa sudah siap, tapi mereka minder sama turis. Jadi, adat dan budaya mereka ditinggalkan," kata Prisia dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (30/12/2021).

"Enggak mau pakai sarung, kain tenun, malah pakai jeans. Nah orang-orang kota yang datang ke desa itu justru yang pakai sarung mereka," ungkap Prisia melanjutkan.

Baca juga: Sinopsis Temen Kondangan, Dilema Prisia Nasution saat Mantan Menikah

Sokola Rimba menceritakan tentang realita kehidupan anak-anak yang belum mendapatkan haknya untuk menempuh pendidikan di bangku sekolah.

Dalam film besutan sutradara Riri Riza tersebut, Prisia Nasution berperan sebagai perempuan bernama Butet Manurung yang mengajarkan baca tulis kepada anak-anak masyarakat Suku Anak Dalam (Orang Rimba).

Berangkat dari perannya tersebut, pemilik nama lahir Prisia Wulansari Nasution itu baru sadar, setiap desa memiliki permasalahan masing-masing.

Prisia Nasution berpendapat, SDM sebaiknya dikelola dengan bijaksana agar masyarakat desa percaya diri memperkenalkan desanya kepada wisatawan yang berkunjung.

Baca juga: Samuel Rizal: Prisia Nasution Ingatkan Saya Tinggalkan Adit Eiffel, Im In Love

"Saya bantu SDM anak-anaknya, kalau ada turis ke sana, bagaimana kalian handle, kita bentuk anak-anak ini sebagai tuan rumah. Enggak ada atasan atau bawahan. Jadi mereka yang datang adalah tamu dan kalian tuan rumah," kata Prisia Nasution.

Pendapat Prisia tersebut direspons baik oleh Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Pria yang akrab disapa Gus Halim ini menyatakan, budaya desa harus bisa dieksplor dan menjadi pijakan utama dalam perencanaan dan pembangunannya.

"Kaitannya dengan budaya, kita ingin setiap desa terus mengeksplor budaya aslinya. Saya selalu menegaskan bahwa perencanaan dan pembangunan desa jangan sampai keluar dari akar budaya. Itu berarti harus dieksplor terus," tegas Gus Halim.

Baca juga: Prisia Nasution Rela Potong Rambut Pendek demi Jadi Polwan

Dia mencontohkannya seperti Pantai Plentong, Indramayu, yang dikelola BUMDes Ujunggebang Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu.

Gus Halim mengungkapkan, tempat itu berawal dari pembuangan sampah kemudian disulap menjadi menarik ini sudah didatangi 3.000 pengunjung setiap bulannya sebelum pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com