Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Oddie Agam dan Tembang-tembang Cinta ABG Melintas Zaman

Kompas.com - 27/10/2021, 20:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ODDIE Agam meninggal pada Rabu (27/10/2021) siang. Bagi generasi sekarang, namanya mungkin remang-remang saja. Namun, buat anak baru gede (ABG) pada masanya, dia lekat dengan tembang cinta melintas zaman.

Oddie Agam adalah pelantun dan atau pencipta tembang-tembang evergreen, termasuk buat generasi ABG dalam pelesetan akronim "angkatan babe gue" untuk anak-anak hari ini.

Jangan salah, gaung lagu-lagunya masih terdengar sampai sekarang kok. Hanya saja, bisa jadi kita lebih mengenal lagu-lagunya itu lewat lantunan penyanyi lain.

Siapa Oddie Agam?

Bernama asli Imran Majid, Oddie justru mengawali kiprah bermusik profesionalnya di luar Indonesia, tepatnya di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.

Baru meledak sebagai ikon lagu hits Indonesia pada 1988, Oddie pernah berusaha menyodorkan lagu karyanya ke produser Indonesia pada 1980 tapi ditolak. Penolakan pun tanpa keterangan sebab yang jelas.

Dikutip harian Kompas edisi 7 Februari 1988 dalam artikel Oddie Agam: Antara Sungai Kera dan Permata Hijau, Oddie mengaku baru belakangan paham bahwa penolakan itu terkait selera pasar. 

Baca juga: Oddie Agam Menembus Zaman

Tidak hanya karyanya, Oddie pun sadar nama aslinya tak menjual di negeri sendiri sekalipun tak pernah jadi masalah menggunakan itu selama 12 tahun sebelumnya malang melintang di negeri orang.

Dari kesadaran tersebut, dibikinlah nama yang kemudian melekat sampai dia meninggal, Oddie Agam. Agam adalah nama kecilnya. Adapun Oddie berasal dari kata over dosis, yang dalam bahasa Inggris dibaca o-di, terinspirasi cerita detektif yang suka dia baca.

Oddie Agam lahir di Sunga Kera, Aceh, pada 19 Maret 1953. Menghabiskan masa kecil di Jakarta, Oddie sempat mengikuti orangtuanya ke Malaysia.

Lalu, dia memutuskan untuk mengadu nasib dan mandiri, lepas dari orangtua. Singapura jadi pilihannya, meski sempat ditentang orangtua.

Bermusik di Singapura, Oddie membuktikan tekad mandirinya. Bermusik jadi jalan hidup. Tanpa macam-macam, klaimnya.

"Karena saya harus berjuang sendiri di negeri orang, bagaimana bisa macam-macam?" kata dia.

Dia pun bertutur pada hari-hari pertama di Singapura hidupnya banyak dibantu kawan-kawan. Saat telah mandiri, iming-iming dunia gemerlap dan obat terlarang yang ditakutkan orangtuanya bila Oddie hidup dari dunia musik pun tak sempat dilirik.

"Saya terlalu memikirkan karier, masa depan," kata dia saat itu.

Di Singapura, Oddie sempat membentuk sebuah grup musik bersama dua orang warga negara Australia. Dari sini pula persinggahan perjalanan Oddie berikutnya adalah ke Australia.

Di Negeri Kanguru ini Oddie baru terpikir untuk mencipta lagu. Itu, kata dia, setelah mendengar lagu Sabda Alam yang dibawakan Chrisye.

Oddie mencoba kembali ke Indonesia pada 1980, saat sodoran lagunya ke produser ditolak. Tiga tahun kemudian, 1983, dia mencoba lagi. Kali ini jalan mulai terbuka.

Namun, penantiannya pun masih berlanjut. Butuh waktu sekitar tiga tahun lagi sampai dia benar-benar diterima industri musik Indonesia bahkan lalu jadi legenda pemasok lagu hits yang juga dibawakan para penyanyi bintang. 

Pertemuannya dengan Chintami Atmanagara menjadi babak baru bagi Oddie di blantika musik Indonesia. Tami, panggilan Chintami, adalah penyanyi dan bintang film pada masanya. 

Baca juga: Oddie Agam: Daur Ulang Lagu Bisa Jadi Ladang Bisnis

Pada medio 1986, Tami baru mulai membuka rekaman baru, melepaskan diri dari labelnya dan ingin memproduksi sendiri rekaman kasetnya. Di sini, Tami meminta lagu ke Oddie. 

Kolaborasi itu mengawali era baru musik Indonesia dengan nama Oddie menjadi salah satu ikon utama dan semacam simbol jaminan lagu hits.

Permintaan lagu dari Tami ini pula yang kemudian menghadirkan cinta di antara mereka, meski Oddie mengaku itu bukan cinta pada pandangan pertama. Oddie Agam menikahi Chintami pada 11 Desember 1988.

Kisah cinta Oddie dan Tami memang akhirnya kandas pada September 1992. Dari perkawinan itu mereka memiliki satu anak. Setelah berpisah dengan Tami, Oddie menikahi penyanyi Almafilia pada 24 Oktober 2014. 

Lagu hits dan deretan bintang

Oddie Agam identik dengan lagu-lagu cinta tak lekang oleh waktu yang menyesaki akhir era 1980-an dan 1990-an.

Genre lagunya tak itu-itu saja, baik yang dia nyanyikan sendiri, dinyanyikan duet, atau dia gubahkan untuk orang lain.

Produser musik Seno M Hardjo bersama James F Sundah dan Oddie Agam diabadikan ketika syukuran album The Great Composers James F Sundah & Oddie Agam yang meraih triple platinum di Barge, Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Senin (30/11/2015). Oddie Agam berjas kuning gading di sisi paling kiri.KOMPAS.com/TRI SUSANTO SETIAWAN Produser musik Seno M Hardjo bersama James F Sundah dan Oddie Agam diabadikan ketika syukuran album The Great Composers James F Sundah & Oddie Agam yang meraih triple platinum di Barge, Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Senin (30/11/2015). Oddie Agam berjas kuning gading di sisi paling kiri.

Para pelantun tembang-tembang gubahan Oddie Agam pun ada di deretan para penyanyi dan musisi berkelas. Sempat menghilang dari dunia panggung hiburan pada awal 2000-an, Oddie muncul lagi ke publik pada 2007 dengan menghadirkan konser Antara Anyer dan Jakarta.

"Saya mengembara, mencari jati diri, mengaji, menjadi diri sendiri," kata Oddie dalam artikel harian Kompas edisi 9 Januari 2009 berjudul Oddie Agam: Mengembara. Konser terakhir Oddie dalam catatan harian Kompas digelar pada 31 Januari 2016.

Baca juga: Profil Oddie Agam, Musisi yang Tenar pada Era 1980-an

Berikut ini sebagian saja di antara lagu dan musisi yang bersama Oddie Agam kental mewarnai hari-hari anak-anak generasi 80 dan 90-an melewati masa ABG dengan kembang-kembang cinta dan pencarian jati dirinya:

Antara Anyer dan Jakarta

Tembang Antara Anyer dan Jakarta yang populer dinyanyikan Sheila Majid, adalah bak bintang terang Oddie Agam setelah memutuskan bermusik di negeri sendiri. 

Bahkan, tembang yang melejit lewat album Emosi yang dirilis Sheila Majid pada 1987 ini disebut sebagai kisah Oddie Agam saat dimabuk kepayang sepulang dari Pantai Anyer.


Melejitnya lagu Antara Anyer dan Jakarta sempat pula ditahbiskan sebagai salah satu pembuka jalan lempang bagi musisi Indonesia untuk sukses di negeri jiran. 

Saking hits-nya itu lagu, pelesetan pun muncul. Tak tanggung-tanggung, parodi tembang ini dinyanyikan grup Warkop DKI. Iya, Dono, Kasino, dan Indro. Judulnya, Antara Anyer dan Panarukan. Lagu parodi ini dilansir Warkop DKI pada 1988 lewat album Kunyanyikan Judulku

Baca juga: 5 Lagu Hits Oddie Agam, Dinyanyikan Vina Panduwinata hingga Sheila Majid

Dalam artikel harian Kompas edisi 7 Februari 1988 berjudul Oddie Agam: Antara Sungai Kera dan Permata Hijau, Oddie sempat menyebut bahwa sebenarnya Atik CB lebih dulu menyanyikan lagu Antara Anyer dan Jakarta.

"Sebelum direkam Sheila, lagu itu sudah direkam Atik CB. Sayang, kasetnya baru diterbitkan setelah Sheila top di sini. Padahal Atik menyanyikannya lebih bagus," kata dia di situ.

Buat catatan, Sheila adalah penyanyi negeri jiran tetapi masih punya hubungan kekerabatan dengan Oddie. Ingat, nama asli Oddie Agam berakhiran Majid juga seperti Sheila Majid. Ups, yang terakhir ini cocoklogi sih....

Anak Sekolah

Lagu fenomenal lain yang juga ternyata gubahan Oddie Agam adalah Anak Sekolah.

Tembang ini fenomenal karena sama-sama melejit dan lekat ke pendengarnya di masing-masing masa, baik ketika dinyanyikan sendiri oleh Oddie Agam maupun dilantunkan oleh mendiang Chrisye. 

Chrisye pertama kali menyanyikan lagu ini di album Nona Lisa pada 1986.

Namun, generasi sekarang pun masih menikmati suara bening tiada tara Chrisye untuk lagu ini dalam versi lebih baru yang dilansir pada 1992 lewat album Best of Chrisye.

Seturut hadirnya media sosial TikTok, lagu Anak Sekolah pun kerap muncul jadi lagu latar untuk konten bermuatan kenangan masa sekolah. 

Lagu Anak Sekolah sampai dibikin versi dalam bahasa Inggris. Judulnya, Puppy Love.

Surat Cinta - Logika

Saat ungkapan cinta masih dituliskan di atas kertas, lagu Surat Cinta adalah penggambaran suasana hati para perempuan penerima rasa hati dari lelaki pujaannya.

Baca juga: Duka Vina Panduwinata atas Kepergian Oddie Agam

Suara serak-serak manja Vina Panduwinata menjadi aksen penguat penggambaran tentang anak perawan yang hatinya tengah berbunga-bunga dimabuk asmara itu. 

Dan, ini juga karangan Oddie Agam dong

Oddie Agam melambungkan pula nama Vina Panduwinata dengan lagu Logika

Memori

Serasa masih kurang bintang yang sudah membawakan lagunya dan atau besar karena itu, Oddie Agam juga punya tembang Memori.

Baca juga: Kenang Oddie Agam, Ruth Sahanaya: Karyanya Akan Jadi Memori Indah

Kali ini, pelantunnya adalah Ruth Sahanaya lewat album Seputih Kasih yang dilansir pada 1987. Versi yang dinyanyikan sendiri oleh Oddie bisa dilihat di video berikut ini:

Generasi patah hati dan pemilik deretan mantan pasti kenal lagu satu ini, mungkin sampai sekarang ya....

Akhirnya

Tak hanya melulu lagu cinta nan menye-menye, Oddie Agam juga punya lagu religi yang belakangan terkenal lagi ketika dibawakan grup band Gigi, Akhirnya.

Lagu ini memang bukan ciptaan Oddie melainkan gubahan Younky Soewarno dan Deddy Dhukun. Oddie merilis lagu ini pada medio 1987. 

Baca juga: Deddy Dhukun Ungkap Penyebab Oddie Agam Meninggal Dunia

Adapun Gigi melantunkan dan mengabadikan lagu Akhirnya lewat album Raihlah Kemenangan yang dilansir pada 2004.

Puncak Asmara

Penyanyi sekaliber mendiang Utha Likumahuwa pun pernah kebagian lagu besutan Oddie Agam, yaitu Puncak Asmara, yang dilansir pada 1988 lewat album berjudul sama.

Seperti lagu-lagu hits lain Oddie yang dibawakan beragam penyanyi bintang, lagu ini pun kemudian dikompilasi dan dinyanyikan ulang oleh Oddie dalam album The Best Oddie Agam.

Arti Kehidupan - Tanda-tanda

Buat penikmat aliran fussion dan jazz, ada Mus Mujiono yang juga membawakan tembang gubahan Oddie Agam.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Arti Kehidupan dari Mus Mujiono

Dijamin tak kalah bikin meleleh, Mus Mujiono membawakan lagu Arti Kehidupan yang bertutur tentang makna seseorang yang akhirnya menjadi pendamping hidup kita. 

Lagu ini masuk dalam album Yang Pertama, dilansir pada 1988. Bersama lagu Arti Kehidupan, karya lain Oddie Agam ada pula di album Mus Mujiono yang ini, yaitu Tanda-tanda.

Sama-sama tentang hati yang sedang kasmaran, dua lagu ini menyajikan lompatan nada yang benar-benar kontras. Arti Kehidupan terasa membius, sementara Tanda-tanda menggunakan titian nada riang.

 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

Catatan:

Artikel harian Kompas yang dikutip dalam tulisan ini dapat diakses publik melalui layanan Kompas Data.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com