Bukan Sekedar Properti, Ternyata Boneka Menyeramkan Squid Game Ada di Desa Ini

JAKARTA, KOMPAS.com- Ada satu boneka dari permainan Lampu Merah dan Lampu Hijau dalam serial Squid Game yang sulit dilupakan.

Keberadaan boneka anak perempuan dengan pakaian warna oranye itu membuat orang yang sudah melihat serial Squid Game merasa takut, terlebih jika boneka itu sudah memutar kepalanya.

Salah besar jika berpikir boneka itu hanya sekedar properti selama syuting. 

Karena sebenarnya boneka itu benar-benar ada di dunia nyata dan semua orang bisa melihatnya langsung. 

Baca juga: 3 Jenis Permainan Squid Game yang Ada di Indonesia, Berani Coba?

Netizen Korea Selatan baru-baru ini mengetahui boneka itu sebenarnya milik sebuah desa yang nyata ada di Korea Selatan.

Boneka itu merupakan bagian dari desa kereta kuda di Kabupaten Jincheon di Chungcheongbok-do, Korea Selatan.

Menurut warga sekitar, boneka itu sudah ada sebelum Squid Game difilmkan. 

Tim produksi Squid Game meminjamnya sementara waktu dan mengembalikan setelahnya.

Penasaran dan berharap suatu saat bisa melihatnya langsung? 

Baca juga: Kalahkan Rekor Sweet Home di Netflix, Ini Hal Menarik dari Squid Game

Datang saja ke Kabupaten Jincheon. Lokasinya sedikit jauh dari Seoul dan dapat dicapai dalam waktu sekitar 2-3 jam dengan mobil atau bus.

Kabupaten ini memiliki desa dan museum kereta kuda yang disebut Macha Land.

Pengunjung yang datang ke museum di desa itu bisa melihat boneka menyeramkan yang ada di serial Squid Game.

Saat ini boneka itu sudah berdiri tegak di dekat pintu masuk setelah sebelumnya dipinjam untuk syuting.

Hanya saja sayang, sepertinya boneka itu saat ini kehilangan salah satu tangannya.

Padahal boneka itu memiliki keduanya selama drama, tetapi setelah kembali, tangan itu hilang. Tidak ada penjelasan yang diberikan sejauh ini tentang hilangnya tangan boneka tersebut.

Sekedar informasi, Squid Game merupakan serial Netflix yang menceritakan tentang Squid Game menceritakan 456 orang putus asa yang mempertaruhkan nyawanya untuk mengikuti serangkaian permainan bertahan demi meraih hadiah 45,6 miliar won atau setara Rp 555 miliar.

Serial ini benar-benar menggunakan 456 orang sebagai pemain, sesuai dengan kisah dalam skripnya.