JAKARTA, KOMPAS.com - Komika Arie Kriting menjelaskan perihal pemilihan Duta dan ikon PON XX Papua yang beberapa waktu lalu hangat dibicarakan.
Dalam sesi obrolan dengan Luna Maya di kanal YouTube TS Media, Arie Kriting menjelaskan secara detail keinginannya dan teman-teman seniman Papua terkait duta dan ikon PON XX Papua.
Masih dalam kesempatan yang sama, Arie Kriting mengungkapkan soal izin sebelum me-roasting seseorang.
Kompas.com telah merangkum sebagai berikut.
Arie Kriting mengatakan, sudah banyak teman-teman seniman Papua yang menyuarakan pendapat mereka terkait Duta dan ikon PON XX Papua.
Namun, ia merasa aspirasi yang disuarakan tentang representasi perempuan Papua itu tak sampai hingga akhirnya ia turut menyampaikan pendapatnya.
Baca juga: Klarifikasi Arie Kriting soal Duta PON XX Papua
"Kalau kami tidak mempermasalahkan siapa menjadi apa, tapi yang menjadi pertanyaan paling mendasar itu representasi perempuan Papuanya, itu saja," kata Arie Kriting.
Sebenarnya, kata Arie, dirinya dan teman-teman seniman Papua tidak keberatan sama sekali apabila Raffi Ahmad dan Nagita Slavina menjadi ikon PON XX Papua.
Mereka hanya merasa kurangnya representasi perempuan Papua. Oleh karena itu, Arie Kriting meminta ada perempuan asli Papua yang mendampingi jalannya PON XX Papua.
"Makanya orang pada nanya, kenapa enggak dikomunikasikan sama Raffi dan Nagita, ya karena enggak ada masalah sama mereka, konfliknya bukan di situ," ujar Arie Kriting.
Aspirasi didengar, Arie berujar, kini PON sedang menggodok kehadiran perempuan Papua untuk menemani Boaz Solossa, Raffi Ahmad, dan Nagita Slavina.
Baca juga: Arie Kriting Tegaskan Tak Ada Masalah dengan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina soal Duta PON XX Papua
Di sisi lain, Arie Kriting membahas soal roasting yang marak menjadi media untuk menghibur orang.
Arie sendiri mengaku, selalu minta izin terlebih dahulu sebelum me-roasting seseorang.