Kisah Jenny Rachman Dicap Rusak Honor Bintang Film hingga Penyesalan Terbesarnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktris senior Jenny Rachman berbicara soal pengalamannya di dunia seni peran ketika menjadi bintang tamu di kanal YouTube Venna Melinda.

Jenny menjawab berbagai rasa penasaran para penonton terkait honornya yang dianggap tinggi hingga penyesalan terbesarnya selama berkarier.

1. Rusak honor aktor

Jenny Rachman menolak cap dirinya merusak honor para aktor film saat masih aktif di dunia seni peran.

Baca juga: Ada Satu Penyesalan Jenny Rachman Ketika Perankan Kartini

Ia merasa bahwa para aktor harus menuntut bayaran lebih agar industri film bisa terus berputar dan menjadi lebih sehat.

"Masa cuma produsernya saja yang untung, pada saat itu alhamdulillah dengan izin Allah film yang dibintangi saya dan teman-teman lain jadi jaminan pasar," kata Jenny.

Seperti diketahui, Jenny Rachman sudah berkecimpung di dunia seni peran sejak usianya 14 tahun.

Baca juga: Dapat Piala Citra sebagai Aktris Terbaik, Jenny Rachman: Cambukan buat Saya

Berbagai judul film pernah ia mainkan hingga akhirnya diganjar Piala Citra berkat film Kabut Sutra Ungu di FFI 1980.

2. Cambukan Piala Citra

Piala Citra dari kategori Aktris Terbaik yang didapat pada FFI 1980 membuat Jenny Rachman menjadi lebih terpacu untuk tampil lebih baik.

Sejak saat itu, Jenny pun menjadi lebih selektif dalam memilih film yang akan dibintanginya.

Baca juga: Respons Jenny Rachman Disebut Merusak Honor Para Aktor Film

"Saya harus lebih serius, lebih punya komitmen dengan cara berarti saya sudah harus mulai pilih-pilih peran, harus lebih selektif," katanya.

Komitmen untuk tetap memberikan yang terbaik dalam setiap proyek membuat Jenny Rachman dipandang sebagai salah satu aktris terbaik yang dimiliki Indonesia.

3. Penyesalan

Jenny Rachman sempat memerankan Kartini dalam film R.A. Kartini yang dirilis tahun 1982.

Baca juga: Jenny Rachman Sempat Tak Direstui Orangtua Main Film

Meski perannya diterima oleh masyarakat, Jenny memiliki penyesalan karena ada bagian dialog Bahasa Belanda yang diganti oleh sutradara.

Gara-gara hal tersebut, Jenny Rachman melewatkan kesempatannya untuk mendapatkan Piala Citra di gelaran FFI 1983.