Sinopsis Once Upon a Time in China II, Aksi Jet Li Berantas Sekte White Lotus

JAKARTA, KOMPAS.com - Libur akhir pekan kali ini bisa ditutup dengan menonton aksi menghibur Jet Li di film Once Upon a Time in China II.

Dalam film ini, Jet Li yang berperan sebagai Wong Fei Hung bertaruh nyawa melawan sekte White Lotus dan mengakhiri teror mereka di Kanton.

Pada era Dinasti Qing, 1885, Wong Fei Hung dan kekasihnya, Leung Foon (Max Mok), tengah dalam perjalanan menuju Kanton untuk menghadiri seminar pengobatan tradisional.

Kota Kanton saat itu sedang dalam keadaan mencekam. Kepolisian Masyarakat turun ke jalan untuk mengecam penandatanganan Perjanjian Shimonoseki antara Kekaisaran Jepang dan Dinasti Qing.

Baca juga: Sinopsis Van Helsing, Aksi Hugh Jackman Berantas Vampir dan Monster

Sementara itu, sekte White Lotus menebar teror dengan menghancurkan segala hal yang bersifat kebarat-baratan.

White Lotus ingin budaya tradisional tetap dijunjung di negaranya.

Wong Fei Hung pun tiba dengan selamat di Kanton dan area seminar.

Di sana, ia membagikan ilmu pengobatan akupuntur bersama seorang dokter bernama Sun Wen (Zhang Tielin).

Namun, para pengunjung seminar kemudian dikejutkan dengan kehadiran White Lotus yang membuat kekacauan dengan menembakkan panah ke segala penjuru.

Beruntung, Fei Hung berhasil menyelamatkan Leung dan Dr. Sun Wen dan membawa keduanya ke tempat lebih aman.

Baca juga: Sinopsis Dark Tide, Saat Hiu Putih Mengancam Nyawa Halle Berry

Peristiwa ini membuat Fei Hung memutuskan bergegas kembali ke Foshan.

Belum sempat meninggalkan kota Kanton, Fei Hung mendengar kabar White Lotus tengah merencanakan penyerangan ke Sekolah Tongwen Gwan.

White Lotus diduga akan menyerang para guru dan murid di sana.

Pasalnya, Tongwen Gwan merupakan satu-satunya sekolah yang menjadi tempat anak-anak belajar bahasa asing.

Dapatkah Fei Hung mengatasi serangan White Lotus? Saksikan Once Upon a Time in China II yang akan ditayangkan di MNC TV, Minggu (21/3/2021), pukul 22.50 WIB.

Baca juga: Diperlihatkan Foto Nissa Sabyan, Atalarik Syach: Enggak Tahu, Nyerah