JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi corona atau Covid-19 yang terjadi di tahun 2020 ini mau tak mau mempengaruhi banyak sektor, termasuk industri hiburan, dalam hal ini konser musik.
Dari yang awalnya diundur, tak terhitung berapa banyak konser musik yang akhirnya ditunda pelaksanaannya, atau tetap digelar dengan konsep virtual maupun hybrid.
Sama-sama tak siap menghadapi hal seperti ini, akhirnya justru membuat para promotor berkumpul dan membangun asosiasi yang akan mewadahi mereka.
Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) akhirnya resmi dibentuk tanggal 28 Oktober 2020 yang diinisiasi oleh beberapa pendiri promotor besar Indonesia.
Kedepannya, APMI akan menjadi tempat komunikasi, saling bertukar informasi, mengatur jadwal konser dan sebaran konser agar tidak hanya terpusat di kota-kota besar.
Baca juga: Ingin Majukan Ekosistem Musik Indonesia, 7 Promotor Deklarasikan APMI
"Kemarin ngobrol yang light. Salah satu misi kita ke depan mengenai schedule. Sebelum bersahabat, mengenai schedule ini crucial juga apalagi secara bisnis, apalagi ada dua festival besar, audience terpecah," kata Dino Hamid, Ketua APMI dan CEO Berlian Entertainment, dalam webinar CMEW, Minggu (15/11/2020).
"APMI saya pikir memang satu-satunya Asosiasi promotor musik yang dibutuhkan saat ini. Soalnya, isu dan persoalan promotor musik banyak banget," kata Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival dan Founder Rajawali Indonesia.
Lewat APMI, promotor yang tergabung akan mendapat banyak informasi, seputar perizinan, bagiamana cara tertipu agen ketika berurusan dengan artis luar negeri.
Baca juga: Promotor Ini Tidak Rumahkan Karyawannya meski Kena Imbas Corona
Untuk bisa bergabung dengan APMI, ada ketentuan yang perlu diperhatikan. Di antaranya, promotor tersebut dalam satu tahun sudah dua kali menggelar konser atau festival, dengan penonton mencapai minimal 1.000 orang.
Kemudian, membayar biaya pendaftaran yang nantinya juga akan digunakan untuk mengembangkan para pekerja industri itu sendiri.
"Dengan masuk APMI bisa saling tukar (informasi) dan orang tidak tersesat," kata Anas.
"Dulu mungkin sharing ide (tidak mungkin), kalau bisa disimpen, disimpen, tiba-tiba announced," ucap Dino disertai tawa.
Baca juga: Promotor Cari Siasat agar Bisnis Konser Tetap Hidup di Tengah Pandemi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.