BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan UMN

Candy Monster, Film Animasi Indonesia yang Berhasil Tembus 2 Festival Internasional

Kompas.com - 25/09/2020, 07:27 WIB
Anissa DW,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari itu, Chloe sedang bermain sendiri di kamarnya dengan mainan dan camilan yang bertebaran di setiap sudut ruangan.

Saat sedang asyik-asyiknya bermain, suasana kamar yang tadinya cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap karena kehadiran monster misterius yang terbang mendekati Chloe.

Kejadian seperti itu tidak hanya terjadi satu kali. Di lain waktu, Chloe kembali dikejutkan oleh kemunculan monster tersebut. Chloe yang ketakutan pun menjatuhkan stoples permen yang tengah dipegangnya.

Itu tadi cuplikan trailer film pendek animasi 3 dimensi (3D) berjudul Candy Monster. Film karya Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Pictures ini bercerita tentang keseharian gadis kecil berusia 6 tahun bernama Chloe yang sangat menyukai makanan manis, terutama permen.

Dikisahkan, Chloe tinggal bersama neneknya bernama Nana yang selalu memberikan banyak peraturan kepada Chloe. Namun, Chloe sering tidak disiplin dan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan.

“(Karena itu) muncul Candy Monster yang akan mengambil permen milik Chloe. Kejadian ini terus-menerus muncul sampai Chloe sadar apa nilai dibalik kemunculan Candy Monster tersebut,” jelas Manajer UMN Pictures, Kemal Hassan.

Lebih lanjut, Kemal menjelaskan, proses produksi Candy Monster memakan waktu hingga dua tahun, sejak 2017 hingga 2019. Menurutnya, waktu pembuatan yang cukup lama itu terjadi karena beberapa hambatan.

“Hambatan utamanya adalah dalam mencari ciri khas dari produk UMN Pictures. Sebab, setiap studio animasi punya ciri khas masing-masing,” kata Kemal yang juga dosen program studi Film dan Animasi (Prodi FTV) UMN.

Untuk diketahui, UMN Pictures merupakan unit produksi di bawah naungan Multimedia Digital Nusantara yang diinisiasi UMN selaku instansi perguruan tinggi.

Sebagai unit produksi, UMN Pictures memiliki usaha studio animasi, studio game, rumah produksi, dan wahana permainan.

Tampil di dua festival film internasional

Kerja keras UMN Pictures selama dua tahun memproduksi Candy Monster akhirnya membuahkan hasil baik. Sebab, tahun ini, Candy Monster ditayangkan di dua festival film bertaraf internasional.

Pertama, Candy Monster berhasil lolos seleksi kompetisi film animasi pendek internasional dalam ajang Zlin Film Festival ke-60 untuk kategori film anak.

“Zlin Film Festival adalah salah satu festival film khusus anak dan remaja yang terbesar di Eropa. Tentunya, film kami lulus karena Candy Monster berbicara tentang isu anak sehingga punya relevansi dengan tema festival tersebut,” papar Kemal, dikutip dari umn.ac.id.

Mulanya, animasi Candy Monster akan dipamerkan pada 29 Mei-6 Juni 2020. Namun, penyelenggaraannya diundur menjadi 4-10 September 2020 karena pandemi Covid-19.

Cuplikan film animasi Candy Monster karya UMN Pictures Dok. UMN Pictures Cuplikan film animasi Candy Monster karya UMN Pictures

Sebagai informasi, Zlin Film Festival merupakan festival film tertua dan terbesar di dunia yang penyelenggaraannya berpusat di Kota Zlin, Republik Ceko.

Festival film itu diselenggarakan pertama kali pada 1960. Setiap tahun, terdapat sekitar 300 judul film dari 50 negara lebih di seluruh dunia yang diputar di festival tersebut.

Pada Zlin Film Festival ke-60, Candy Monster berhasil meraih penghargaan untuk kategori CT:D Audience Award for the Best Short Animated Film. Adapun penghargaan itu diberikan kepada film yang paling banyak dipilih penonton selama festival berlangsung.

Selanjutnya, pada September 2020, Candy Monster terpilih menjadi salah satu official selection di ajang Chaniartoon International Comic and Animation Festival 2020.

“Festival ini memang tidak sebesar Zlin Film Festival, yang merupakan festival film untuk industri. Chaniartoon adalah festival film untuk para pelaku atau penggemar komik dan animasi yang bersifat non-mainstream atau indie,” jelas Kemal dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (23/9/2020).

Kemal menjelaskan, pihaknya tidak tahu pasti alasan di balik terpilihnya Candy Monster pada ajang Chaniartoon. Akan tetapi, menurutnya, setiap festival film pasti mempunyai programmer, yaitu orang atau pihak yang bertugas memilih film sesuai dengan karakteristik festival tersebut.

Programmer festival film Chaniartoon, kata Kemal, menjadi pihak paling tahu alasan mengapa Candy Monster terpilih sebagai official selection.

Dikirim ke berbagai festival internasional

Keikutsertaan Candy Monster di berbagai festival film internasional bukan tanpa tujuan. Kemal ingin memperkenalkan film yang merupakan intellectual property (IP) milik UMN tersebut ke pasar internasional.

Bagi Kemal, mengikutsertakan Candy Monster ke berbagai festival film internasional dapat memperbesar peluang film tersebut ditonton banyak orang dari berbagai belahan dunia. Dengan demikian, hasil kerja keras mereka akan terbayarkan.

“Kalau menang, kami akan mendapatkan piala dan bisa menyematkan ‘Laurel’ pada film kami. Hal ini berarti memberikan tambahan kredibilitas terhadap film kami,” imbuhnya.

Terkait pemutaran Candy Monster di Chaniartoon, Kemal berharap karya tersebut bisa mendapatkan penghargaan untuk kategori Best Short Animation Film.

Walaupun nantinya tidak menang, Kemal mengaku cukup senang karena film Candy Monster telah diputar di tempat-tempat di belahan dunia lain yang mungkin tidak pernah mereka datangi.

“Kami akan tetap mengikutkan Candy Monster ke berbagai festival di seluruh dunia sampai 2021. Kami pun mulai memproduksi IP Candy Monster dalam bentuk film seri, game mobile, game interaktif, stiker (aplikasi) Line, dan buku cerita anak,” paparnya.


Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com