Sheila On 7 Dahulu Dicap Belagu dan Alasan Jarang Mau Bicara di Podcast

Bahkan banyak anak muda generasi Z di media sosial yang menyebut mereka sebagai band yang layak menjadi panutan.

Namun, tahukah kamu dahulu band asal Yogyakarta ini pernah dicap belagu alias sombong.

Sheila On 7 juga jarang mau berbicara di podcast yang biasa dilakukan para artis.

Berikut pembelaan dan alasan Sheila On 7.

Dicap belagu

Duta menuturkan, karier band mereka dimulai ketika mereka rekaman musik pada usia 18 sampai 19 tahun, masih usia murid SMA.

Dari Kota Pelajar, mereka terkejut mendapat sorotan selama berada di Ibu Kota. Mereka mengaku mencoba bersikap apa adanya sama seperti kehidupan awal.

"Cara termudah membawa diri kita ya menjadi diri sendiri," ucap Duta Sheila On 7 dikutip dari kanal YouTube Vindes, Rabu (23/8/2023).

"Kita paling aman, anak umur belasan tahun itu membawa dirinya ya udah (menganggap) kita temen di atas panggung, di luar panggung, dimanapun. Bawaannya becanda teman sendiri," sambungnya.

Akan tetapi, sikap asli mereka ini dianggap tidak biasa dan sombong.

Vincent Rompies membela

Vincent sebagai salah aatu host di kanal YouTube Vindes mengungkapkan pendapatnya terhadap anggapan Sheila On 7 belagu.

Menurut Vincent, Sheila On 7 bukan congkak.

"Gue lihatnya (mereka) anak-anak daerah yang seperti itu aja (apa adanya). Yang orang enggak paham, bahwa mereka cuma jadi dirinya sendiri, tapi kelihatannya jadi sombong," jelas Vincent.

Bahkan, Vincent mengakui dirinya kini menjadi fans Sheila On 7.

"Banyak beredar orang-orang yang dulu benci sama Sheila On 7 sekarang jadi suka, nama gue ada di situ," ujar Vincent.

"Gue tekankan gue enggak benci, gue biasa aja. Tapi begitu ke Melbourne, baru, gue sayang sama orang-orang ini," imbuhnya.

Jarang di podcast

Alasan pemain bas Sheila On 7, Adam, jarang mau kongko-kongko berbagi cerita melalui podcast ialah karena ia merasa tidak terbiasa.

"Aku kalau disuruh ngomong sejam enggak betah," ujar Adam.

Sementara Duta mengaku sebenarnya betah jika harus duduk lama dan mengobrol.

Namun, ia sering bingung mau menceritakan apa terlebih jika yang mewawancarainya adalah teman dekatnya.

"Kadang kalau podcast mau ngobrolin apalagi?" tanya Duta.

"Kayaknya sudah tahu semua, sudah semua diceritain. Jadi mungkin lebih ke situ juga," sambungnya.

Duta berpendapat tidak etis juga menceritakan kejelekan hidupnya dan rekan-rekannya di podcast.