Akhirnya Buka Suara, FIFTY FIFTY Tulis Surat untuk Penggemar soal Perselisihan dengan ATTRAKT

Hal tersebut diungkap FIFTY FIFTY melalui surat tulisan tangan pada penggemar yang mereka bagikan pada 17 Agustus 2023.

“Memang benar bahwa para member secara pribadi menulis (surat),” tulis perwakilan FIFTY FIFTY dikutip dari Soompi, Jumat (18/8/2023).

Mengawali suratnya, FIFTY FIFTY meminta maaf kepada semua pihak karena telah menimbulkan banyak kekhawatiran.

Mereka tahu bahwa penggemar sudah menunggu.

“Kami tahu bahwa ada penggemar yang percaya pada kami dan menunggu kami. Dan itulah mengapa member FIFTY FIFTY memutuskan untuk mengesampingkan keraguan kami dan maju untuk berbagi posisi,” lanjut FIFTY FIFTY.

FIFTY FIFTY tahu bahwa banyak dari penggemar yang bingung dengan kasus perselisihan mereka dengan ATTRAKT.

Grup tersebut mengaku sangat terkejut melalui masa-masa sulit ini.

“Namun demikian, kami yakin ada kebenaran yang perlu diungkap di balik kesulitan-kesulitan tersebut,” tulis FIFTY FIFTY.

“Dan kami memiliki keyakinan yang kuat bahwa penggemar kami akan memahami kami dan lebih mendukung kami ketika hal itu diklarifikasi,” lanjut FIFTY.

Grup FIFTY FIFTY mengatakan, mereka telah menerima banyak cinta dan dorongan dari penggemar.

Mereka juga memiliki banyak orang di sekitar yang telah bekerja keras membantu.

FIFTY FIFTY mengucapkan terima masih kepada penggemar yang telah mendukung mereka.

Mereka berjanji akan membalas terima kasih dengan bekerja keras di masa depan.

Meski demikian, ia menggunakan kesempatan tersebut untuk memperbaiki kesalahan yang telah dipaksakan dalam hubungan dengan agensi mereka.

“Dan untuk melindungi musik kami, kami tidak punya pilihan lain. Jadi, setelah banyak pertimbangan, member kami memutuskan untuk menghadapi jalan ini,” tulis FIFTY FIFTY.

“Kami akan terus bergerak maju dengan membuat keputusan yang hati-hati untuk mengatasi kebingungan dan kesulitan saat ini,” lanjut FIFTY FIFTY.

FIFTY FIFTY sangat pilu melihat berita dan media sosial yang beredar.

Mereka berhati-hati dalam berkomentar tentang mengakhiri kontrak eksklusif dengan ATTRAKT.

“Ini tidak berarti kami mengakui atau menerima apa yang diberitakan di media,” kata FIFTY FIFTY.

FIFTY FIFTY percaya bahwa masalah yang kini mereka bawa ke pengadilan berdasarkan fakta dan cara tepat untuk menyelesaikan situasi.

FIFTY FIFTY berusaha akan mengumpulkan bukti berdasarkan fakta.

“Kami berharap selama proses persidangan kebenaran terungkap dan hak kami terjamin. Ini adalah sesuatu yang kami harapkan bahkan sampai hari ini,” tulis FIFTY FIFTY.

“Untuk mewujudkan harapan tersebut, kami akan terus mengumpulkan dan menyampaikan materi dan bukti berdasarkan fakta. Dengan demikian, kami berharap untuk mengklarifikasi keraguan dan kesalahpahaman,” lanjut FIFTY FIFTY.

FIFTY FIFTY saat ini setiap member bersama-sama mengandalkan satu sama lain untuk berdiri kuat.

Namun, para member sebenarnya ingin menjalankan aktivitas sebagai seniman sejati di lingkungan yang dapat dipercaya.

“Member kami akan melakukan segala daya kami untuk membuat keinginan ini menjadi kenyataan. Kami akan melakukan yang terbaik untuk kembali dalam kondisi yang baik dan membalas rasa terima kasih kami kepada kalian semua yang telah mengikuti kami,” tutur FIFTY FIFTY.

Sebelumnya pada bulan Juni, FIFTY FIFTY mengajukan penangguhan kontrak eksklusif mereka dengan agensi mereka ATTRAKT.

Akhirnya pengadilan merekomendasikan mediasi antara kedua pihak.

Namun, pada 16 Agustus, anggota FIFTY FIFTY memberi tahu pengadilan bahwa mereka menolak melanjutkan mediasi.

Artinya, perselisihan hukum mereka dengan ATTRAKT akan kembali ke persidangan.

Keesokan harinya, FIFTY FIFTY mengajukan tuntutan pidana terhadap CEO agensi mereka.

Sementara itu, ATTRAKT sebelumnya mengeklaim bahwa FIFTY FIFTY telah dibujuk oleh CEO The Givers Ahn Sung Il (yang sebelumnya bertugas memproduksi musik FIFTY FIFTY) untuk melanggar kontrak eksklusif mereka dengan agensi secara ilegal.

ATTRAKT juga mengajukan tuntutan pidana terhadap Ahn Sung Il dan beberapa karyawan The Givers lainnya atas penipuan, pelanggaran tugas, dan penghalangan bisnis.