Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Helmy Yahya dan Denny Malik Nostalgia "Ngeceng" di Kawasan Blok M

Blok M adalah kawasan ikonik di Jakarta Selatan, terutama pada masa era 1980 hingga 1990-an.

Kawasan Blok M atau Kebayoran itu dahulu dikenal sebagai tempat “ngeceng” anak-anak gaul zaman itu.

Blok M menjadi kenangan sendiri bagi kalangan tertentu. Termasuk, pembawa acara Helmy Yahya.

“Blok M ini tempat mejeng kita, kita kepengin ngelihat dan orang lihat kita. Dulu sebutannya mejeng, ngeceng,” ujar Helmy Yahya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2023).

Tak hanya Helmy Yahya, Denny Malik pun punya kenangan sendiri di kawasan Blok M.

Bahkan, Denny punya lagu “Jalan-jalan Sore” yang populer tahun 1989 yang terinspirasi dari kawasan Blok M yang kerap menjadi tempat anak-anak muda menghabiskan waktunya zaman itu.

“Aku sekolah di situ di SMPN 12, tinggalnya di Panglima Polim. Sekolahnya di SMAN 6,” ucap Denny.

“Jadi memang Selatan tuh dulu trend setter benaran dan aktif anak-anak sekolahnya, dan cukup hits anak-anaknya. Dulu disebut sekolah favorit SMAN 6, SMAN 70. Sekolah artis dibilangnya,” lanjut Denny.

Denny mengatakan, Blok M menjadi tempat yang nyaman untuk nongkrong karena udaranya yang segar.

“Dulu kan konsepnya pemukiman. Memang buat rumah tinggal, pohon-pohon masih rimbun yang bikin adem memang itu dan mungkin penghijauannya juga masih bagus. Sampai sekarang masih kita rasakanlah Kebayoran dan Selatan seperti itu,” ucap Denny.

Meski Blok M daerah elit, tetapi semua kalangan bisa nongkrong di sana. Mengingat kuliner di sana punya harga yang terjangkau.

“Ada sejarahnya, dulu disebut elit, disebut anak-anak gedongan, tapi ya semualah semua segmen. Jadi kita merasa semualah, mau yang bawah, menengah, gedongan, kita merasanya tuh kalau di Kebayoran tuh enak,” ucap Denny.

“Dan satu tempat nyaman di mana kita mau nongkrong dan terjangkau. Karena apa? Dulu kan belum banyak mal, semuanya terbatas, makanannya legend. Dulu kan makannya di pinggir jalan itu,” lanjut Denny.

Bahkan, yang paling diingat oleh Denny adalah di mana anak-anak muda memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Biasanya mobil yang diparkir pada era itu memiliki sound system yang besar untuk ngeceng pada zamannya.

“Terjadinya ngeceng karena itu ada mobil kan pada berderet parkir, terus pada duduk di kap mobil. Dan mobil bannya dibesarin, dulu disebutnya big wheel, keras kerasan sound system kan,” kata Denny.

Selain itu, Denny mengatakan, kuliner di Blok M juga sangat banyak yang masih terekam di kepalanya hingga kini.

“Kulinernya dulu kayak Roti Bakar Edi, Ayam Berkah, somay juga enak di situ tuh. Kemudian makanan makanan pedang kaki limanya. Lalu ada Bakso Tenis kalau ada yang tahu, Bakso Berkah. Kan belum banyak yang waktu itu tenant tenant seperti itu,” ujar Denny.

Tak ketinggalan, Helmy Yahya mengatakan, ia juga punya kenangan sendiri di kawasan Blok M.

Meski tak lahir di kawasan sana, namun ketika kuliah di STAN, Purnawarman, Kebayoran, Helmy kerap nongkrong di kawasan Blok M.

Bahkan, ia sempat menulis skenario film Blok M yang dirilis tahun 1990 karena kenangannya di kawasan sana.

“Di sana dulu juga ada komunitas sepatu roda, jadi menurut saya lengkap loh dulu Blok M itu. Ada fashion, ada musik, ada dance. Semuanya dulu di Jakarta itu ada di Blok M,” kata Helmy Yahya.

Helmy Yahya dan Denny Malik ingin mengembalikan momen itu kembali lewat festival Lintas Melawai.

Lintas Melawai akan diselenggarakan di Jalan Sultan Hasanudin, Melawai, Jakarta Selatan.

"Nah ini menurut saya ini tiba saatnya saya dan Denny Malik mengembalikan, terutama mengembalikan Blok M,” tutur Helmy.

https://www.kompas.com/hype/read/2023/07/10/200242866/helmy-yahya-dan-denny-malik-nostalgia-ngeceng-di-kawasan-blok-m

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke