Dulu Pernah Peluk Arie Kriting, Ibu Indah Permatasari Ungkap Alasan Akhirnya Tak Beri Restu

Nursyah menjelaskan bahwa awalnya hubungan dia dengan Arie cukup baik.

"Pertama laki-laki ni masuk di rumah saya, saya persilakan masuk, kan Indah bilang 'Mami kak Ari mau datang, jalan-jalan,' oh iya enggak apa-apa nak," kata Nursyah dikutip dari program Heart to Heart Trans tv.

"Datang lagi yang kedua di rumah, berapa minggu kemudian, saya terima dengan baik, saya peluk," lanjutnya.

Di pertemuan ketiga, saat itu di salah satu stasiun televisi swasta, firasat Nursyah mengatakan bahwa ada hubungan istimewa antara putrinya dengan Arie Kriting.

"Saya sudah tahu, feeling saya gelagat orang berpacaran, orang suka. Tidak pernah saya bilang tidak suka sama manusia ini," ujar Nursyah.

Namun dia kecewa karena tidak ada pembicaraan apapun dari Arie kepadanya saat itu. 

"Sudah tiga kali ketemu sama saya, seharusnya abang bilang 'tante minta maaf, saya mau sama anaknya Ibu, saya mau masuk keluarga anak ibu,' kan harusnya begitu, (tapi) tidak ada," kata Nursyah.

"Dari datang sampai pulang tidak ada ujung hidungnya, tidak ada basa-basinya," sambungnya.

Nursyah juga merasa perilaku Indah berubah sejak mengenal Arie Kriting.

Padahal dulu dimatanya, Indah adalah anak yang baik dan sopan.

"Dari lahir Indah sampai sebelum ketemu orang ini, Indah itu luar biasa. dari sekian ribu anak di muka bumi ini, dia baik, enggak pernah bikin sakit hati saya," kata Nursyah.

"Kalau ngomong dia pelan, selalu sopan sama saya, selalu tunduk sama saya, tidak pernah sampai membentak. Tapi ya sudah lah yang terjadi, terjadi, enggak apa-apa," tuturnya.

Kini Nursyah hanya bisa pasrah dengan keputusan putrinya yang menikah dengan Arie Kriting. Tapi sampai saat ini dia belum ada keinginan untuk melihat cucunya. 

Sebelumnya, Nursyah mengatakan tak akan menemui cucunya, sebelum Arie Kriting melakukan satu hal.

"Alhamdulillah tidak, bukan tidak mau bertemu, tidak dulu," kata Nursyah. "

Sampai dia mau laki-laki ini masuk di dalam masjid, mubahalah sama saya," sambungnya.

Sebagai informasi, dikutip dari website Universitas Darussalam Gontor, mubahalah secara singkat diartikan sebagai sumpah yang dilakukan oleh dua orang atau dua kelompok yang berseteru.

Di mana orang yang saling bermubahalah ini siap dilaknat jika sumpahnya melakukan kebohongan.