Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Pemakaman Eddy Gombloh, Diiringi Isak Tangis hingga Satu Liang Lahat dengan Anak Kedua

Pelawak legendaris itu meninggal dunia pada Kamis (4/8/2022) sekitar pukul 11.30 WIB di Rumah Sakit Sarjito, Yogyakarta.

Jenazah Eddy Gombloh langsung dibawa ke Jakarta untuk dimakamkan esok harinya pada Jumat (5/8/2022) Di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.

Berikut fakta mengenai pemakaman Eddy Gombloh seperti dirangkum Kompas.com.

1. Diiringi isak tangis keluarga

Siapapun yang kehilangan orang tercinta pasti akan merasakan kesedihan seperti yang dialami keluarga Eddy Gombloh.

Keluarga yang sudah menunggu kedatangan Eddy dari Yogyakarta, tak kuasa menahan tangis mereka ketika melihat mendiang.

Sebelum acara pemakaman digelar, keluarga meminta agar peti Eddy Gombloh dibuka untuk terakhir kalinya.

Beberapa juga ada yang menangis histeris dan beberapa kali menyebut nama Eddy Gombloh.

2. Dimakamkan secara agama Kristen

Pendeta yang hadir, meminta kepada keluarga untuk mengikhlaskan agar jenazah Eddy Gombloh bisa segera dimakamkan.

Pendeta itu menjelaskan, jenazah Eddy dimakamkan secara Kristen karena Eddy ternyata telah menerima baptisan air sejak 2019 lalu.

"Saya mendengar kabar bahwa Pak Eddy Gombloh menerima baptisan air pada 2019 lalu," kata Pendeta.

3. Dimakamkan satu liang lahat dengan mendiang anak kedua

Pendeta lalu memberikan informasi bahwa jenazah Eddy Gombloh akan dimakamkan satu liang lahat dengan mendiang anak keduanya.

"Beliau ingin dimakamkan satu liang lahat bersama mendiang putranya, Yuseno Rahardjo yang meninggal pada 2007 lalu. Makanya kita makamkan di sini," kata pendeta.

Menurut istri Eddy, Tina Tubalu, suaminya memang berpesan ingin dimakamkan satu liang lahat dengan mendiang anak keduanya.

4. Bertemu anak keempat

Sebelum meninggal dunia, Eddy sempat bertemu dengan anak keempatnya, Ayudina, yang telah menikah dan tinggal di Belanda.

"Pas pulang, beliau sempat buka mata, anaknya bilang i love you, dia bilang 'i love you too' terus tutup mata lagi," ucap Tina.

Selain itu, Eddy Gombloh sempat minta kwetiau yang tidak pedas yang membuat Tina sempat bingung.

"Katanya mau kwetiau yang enggak pedas. Padahal dia makannya aja udah pakai blender (dihaluskan). Sempat bingung itu," tutur Tina.

5. Meninggal dunia karena komplikasi

Eddy Gombloh meninggal dunia usai menderita sakit komplikasi dan diperparah karena terinfeksi Covid-19.

"Awalnya terkena Covid-19 setahun lalu. Saat itu, 2 minggu dia boleh pulang. Tapi, seminggu di rumah, dia kena lagi dan balik lagi ke rumah sakit. Sejak itu beliau enggak bisa jalan," tutur Tina.

"Komorbid banyak, jantung bengkak jadi air enggak bisa keluar. Akhirnya kena ke paru, kena ginjal. Dokter sudah usahakan yang terbaik, tapi menyerah karena sudah hancur di dalamnya," sambungnya.

https://www.kompas.com/hype/read/2022/08/06/095700566/fakta-pemakaman-eddy-gombloh-diiringi-isak-tangis-hingga-satu-liang-lahat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke