Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesedihan Andika Kangen Band Ingat Perjuangan di Jakarta, Disiram Air hingga Cuci Mangkuk Bakso demi Makan

Bermodal Rp 17.000 tanpa restu orang tua, Andika dan Doddy berangkat ke Jakarta dengan tujuan datang ke label musik dan memberikan CD mereka.

"Ternyata keras Jakarta, gue berpikir ini tidur dimana. Akhirnya kami memutuskan bermalam di depan toko orang," kata Andika dikutip dari YouTube Dinamis Musik.

"Baru tahu kejamnya Ibu Kota Jakarta, baru tidur depan ruko, kalau enggak salah sekitar jam 3-4 subuh, tidur lah kami pakai koran, pagi disiram air," imbuhnya.

Andika ingat ucapan orang yang mengusirnya dengan menyiram air saat itu dan membuatnya trauma. 

"'Lu jangan tidur sini orang mau buka toko, gila kali lu ya.' Wah keras Jakarta nih," ujar Andika.

"Itu salah satu yang selalu dikenang gue, gue kalau inget itu sedih gue," lanjutnya.

Tak seperti sekarang yang semua bisa dilakukan dengan digital dan mudah, Andika ingat perjuangannya dulu untuk mengantarkan CD demo.

Tidak hanya disiram air karena menumpang tidur, Andika dan Dodhy yang sudah tidak punya usang lagi saat itu terpaksa mencuci piring bakso demi bisa makan.

"Begitu kami jalan, kelaparan, laper gimana, duit habis enggak bisa ongkos pulang," kata Andika.

"Akhirnya kami bersihin itu mangkok tukang bakso. Diem aja tukang bakso, (gue) nekat aja nyuci mangkok. 'Eh ngapain?', Pak belum makan pak, dikasih (bakso) semangkok," kenang Andika.

Dari satu mangkok bakso itu Andika makan berdua dengan Dodhy. Dari sana mereka pergi ke label musik, tapi tidak bertemu siapa-siapa.

Putus asa tak ada hasil, Andika memutuskan untuk pulang meski tanpa hasil.

"Pulang naik truk lagi, nyampai rumah baju udah item-item, bekas orang angkat apa enggak tahu, kotor semua, muka cemong-cemong, persis gelandangan," ucap Andika.

"Gue akuin gue gelandangan pada saat itu," sambungnya.

Keinginan untuk bermusik akhirnya dikubur karena Andika tidak ingin membuat sedih orang tua, apalagi dalam perjalanan mengejar mimpinya itu, ayah Andika meninggal dunia.

"Akhirnya gue nyerah untuk ngeband, gue udah enggak mau lagi ngeband, kasihan orang tua gue udah meninggal gara-gara mikirin gue, sampai ninggal bokap gue," kata Andika.

Kemudian tiba-tiba saja lagu mereka "Tentang Aku Kau dan Dia" dan "Penantian yang Tertunda" yang semakin didengar masyarakat luas tanpa diketahui siapa penyanyi aslinya.

"Para produser gencar nyari karena kebetulan Kangen band ada yang ngaku dari 6 kota, dari Yogya, Surabaya, Jambi, Bengkulu, salah satunya dari Lampung," ujar Andika.

Saat itu Kangen band kembali berangkat ke Jakarta karena yakin mereka yang dicari.

Tapi begitu sampai, mereka justru diusir.

"Diusir bang, Kangen band tampangnya kayak gini, pulang aja lah, katanya, mungkin sih ya, gue enggak jelekin produser gue udah almarhum, mungkin dari wajah kita emang tidak meyakinkan," ujar Andika.

Sempat frustasi dan lari ke ganja hingga dipenjara, akhirnya produser tersebut mencari Andika ke penjara.

"Akhirnya produser ke penjara, produser yang hina gue, 'gue masih enggak percaya lu nyanyi,' kebetulan ada tamping gereja, dites gue nyanyi, baru dipeluk 'ini penyanyi aslinya,' dari situ gue diakuin sama dunia," kenang Andika.

Karena kejadian di masa lalu dan banyaknya penolakan yang dia terima, Andika masih sering tidak percaya kini dirinya bisa menikmati semua hasil kerja keras itu. 

"Sampai gue kaya, duduk di mobil, gue enggak percaya kehidupan gue seperti ini. Karena kejadian saat itu bikin gue trauma," ujar Andika. 

https://www.kompas.com/hype/read/2022/04/25/111339566/kesedihan-andika-kangen-band-ingat-perjuangan-di-jakarta-disiram-air-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke