Sutradarai Layla Majnun, Monty Tiwa. Awalnya Diminta Dubes RI untuk Azerbaijan

Film itu diadaptasi dari kisah terkenal karya penyair Nezami Ganjavi asal Azerbaijan atau yang pada masa dulu termasuk Persia.

Monty Tiwa yang pencinta sastra mengaku sudah menyukai kisah Layla Majnun sejak SMA. Hingga akhirnya dia mendapat kesempatan berharga.

"Ketika dua atau tiga tahun lalu kebetulan mendapat sebuah kesempatan, saya diperkenalkan dengan saat itu Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, yaitu Pak Husnan Bey Fananie," ungkap Monty Tiwa dalam wawancara round table virtual yang diikuti Kompas.com, Selasa (9/2/2021).

Bertemu di Jakarta, kata Monty, Husnan saat itu menyuarakan keinginannya untuk membuat suatu karya bersifat budaya.

"Sesuatu yang bersifat budaya yang bisa membantu masyarakat Azerbaijan dan masyarakat Indonesia kenal lebih akrab," ujar Monty Tiwa.

Saat itu Monty mengaku terkejut karena baru tahu cerita Layla Majnun rupanya dibuat oleh penyair Azerbaijan. Dari situ Monty merasa langsung cocok.

"Di sini cocok kebutuhannya Pak Husnan sebagai Duta Besar dan kebutuhan saya sebagai filmmaker, cocok," kata Monty Tiwa.

Bersama produser Chand Parwez, Monty Tiwa akhirnya beberapa kali bolak-balik ke Azerbaijan.

"Kita coba ketemu dengan berbagai pihak. Mencoba untuk membawakan cerita Layla Majnun ini, meskipun adaptasi bebas tapi tidak boleh melanggar spirit dari cerita asli yang dikarang oleh Nezami Ganjavi," ucap Monty.

Film Layla Majnun versi Indonesia ini bercerita soal Layla (Acha Septriasa) yang dijodohkan orangtuanya dengan Ibnu (Baim Wong).

Namun, Layla sempat mewujudkan mimipinya untuk bisa mengajar di Azerbaijan. Di sana ia bertemu dengan Samir (Reza Rahadian) pria Azerbaijan yang memikat hati. Layla pun bimbang.