"Sebenarnya Reza Arap lebih paham. Tapi, Go International sudah menjadi mindset-nya WG (Weird Genius) dari awal," kata Gerald saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).
Pernyataan Gerald didukung dengan Weird Genius selalu menggunakan bahasa Inggris pada setiap lirik lagu mereka.
Menurut Gerald, unsur musik elektronik yang mereka usung memang lebih mengarah pada pendengar musik internasional.
"Jadi musik elektronik memang akarnya dari luar pasti pasarnya lebih besar di luar, karena di Indonesia mungkin baru mengadopsi ini sekitar tahun 2013 baru naik," ucap Gerald.
"Jadi dari awal menurut kami lebih make sense kalau kami cari audience yang internasional," sambungnya.
Gerald juga menyebut rekannya, Reza Arap berharap mereka bisa tampil di festival-festival musik luar negeri.
Sebelumnya, Weird Genius menghebohkan masyarakat dengan berita munculnya gambar mereka di Times Square New York, Amerika Serikat.
Lagu "Lathi" yang mereka bawakan telah mendapat perhatian 100 Juta pendengar musik di seluruh dunia.
Hal itu diketahui melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram @weird.genius.
Video itu menunjukan baliho bergambar grup Weird Genius, terpampang di Times Square New York.
"Lathi reaches 100 million total plays online! We hope to bring our show to New York, but this will do for now. Weird Genius in Times Square...More news next week," tulis Weird Genius.
Weird Genius adalah grup musik EDM yang terbentuk sejak 2016 lalu.
Namanya melambung tinggi ketika lagu baru mereka bertajuk "Lathi" yang dinyanyikan bersama Sara Fajira menjadi viral.
https://www.kompas.com/hype/read/2020/07/13/175023866/go-international-sudah-jadi-mindset-weird-genius-sejak-awal