Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awal Mula Didi Kempot Populer di Generasi Milenial

Musisi yang dijuluki sebagai "Godfather of Broken Heart" tersebut tutup usia pada umur 53 tahun.

Sebelum berpulang, Didi Kempot fenomenal karena lagu-lagu campursarinya meledak di kalangan millenial.

Penikmat karya Lord Didi, sapaan akrabnya telah menembus batas usia bahkan bahasa.

Lagu-lagunya sangat populer di berbagai kalangan, termasuk anak muda dari berbagai daerah.

Padahal, pria bernama lengkap Dionisius Prasetyo ini sudah berkiprah sejak puluhan tahun lalu.

30 tahun berkarier

Didi Kempot memulai kariernya sebagai musisi jalanan pada tahun 1984 hingga 1986 di Kota Solo.

Selanjutnya, ia mengadu nasib ke Jakarta dari tahun 1987 hingga 1989 setelah menciptakan beberapa lagu.

Hingga kini, Didi Kempot telah menulis sekitar 700 lagu, baik yang dipublikasikan maupun tidak.

Setidaknya, ada 23 album yang pernah ia keluarkan. Termasuk lagu-lagu andalan di dalamnya seperti "Sewu Kutho", "Stasiun Balapan", "Cidro", "Tanpa Sliramu", "Eling Kowe", hingga "Suket Teki".

Video viral sobat ambyar

Fenomena bernama Didi Kempot ini bermula ketika sebuah video yang diunggah akun twitter Agus Magelang @AgusMagelangan menjadi viral.

Sosok Agus inilah yang kemudian memberi julukan 'Godfather of Broken Heart' kepada Didi Kempot.

Video tersebut menampilkan sekelompok anak muda yang begitu menghayati lagu-lagu yang dibawakan Didi Kempot.

Kemudian, video itu diunggah kembali oleh akun Instagram @sobatambyar pada 12 Juni 2019.

Bintang tamu Ngobam bersama Gofar Hilman

Popularitas Didi Kempot semakin melambung tinggi ketika dia menjadi bintang tamu dalam vlog Ngobam dengan Gofar Hilman.

Dalam acara yang digelar pada 14 Juli 2019 itu, Gofar Hilman bersenang-senang menceritakan kisah awal perjalanan Didi Kempot di dunia musik campursari.

Istilah-istilah seperti Godfather of Broken Heart, Sobat Ambyar, Sadboys, Sadgirls, Lord Didi, dan Bapak Loro Ati Nasional tiba-tiba menjadi perbincangan.

Didi Kempot sudah kondang jauh sebelum 2019. Namun, daya tariknya tak terbendung sepanjang tahun itu.

Apabila sebelumnya lagu-lagu Didi Kempot yang kebanyakan berbahasa Jawa hanya dinikmati penutur bahasa itu, kini semua kalangan bak kena sihir patah hati Lord Didi.

Didi Kempot rebut hati anak muda

Penggemar lagu-lagu pria asal Solo, Jawa Tengah, itu kini tidak terbatas pada kalangan orang tua atau generasi pada masa lagu-lagunya pertama kali dirilis.

Didi Kempot berhasil merebut hati anak muda seantero Nusantara.

Ditemui Kompas.com di Synchronize Fest 2019 lalu, seorang Sobat Ambyar bernama Ayu (25) berpendapat, lagu-lagu Didi Kempot relevan dengan situasi yang kerap dialami anak muda segala zaman, yakni patah hati.

"Lagunya related banget sama anak-anak muda zaman sekarang," kata Ayu.

Ayu mengaku mengenal lagu-lagu Didi Kempot sejak kecil. Dia juga tidak mengalami kesulitan memahami lagu-lagu Lord Didi karena lahir dari keluarga Jawa.

“Pokoknya dari sekitar SD-lah, lagu pertama dia 'Stasiun Balapan'. Iya aku orang Jawa, sebagian besar mengerti arti lagunya 'Pamer Bojo' sama 'Cidro'. Mungkin karena aku tahu artinya jadi berasa saja begitu dalam maknanya,” kata Ayu.

Begitu pula halnya Rizky (23). Menurutnya, lirik menyayat hati dibalut tabuhan gendang campursari seakan mengandung sihir yang bisa merasuk ke hati dan jiwa para pendengar.

Meskipun, sebagai pendengar lagu Didi Kempot tidak sepenuhnya mengerti bahasa Jawa.

“Nah itu, itu tuh yang bikin galau. Kan liriknya kalau didengerin hampir semua galau ya. Enggak tahu ya, dengerin lagu galau tuh kayaknya enak saja gitu. Nah itu mungkin ada magic-nya kali ya," tutur Rizky.

Dia mengaku memahami arti setiap lagu Didi. Menurut Rizky, beberapa temannya, yang mengaku sebagai Sobat Ambyar, tidak memahami lagu Didi.

"Teman-teman saya juga ada yang enggak ngerti cuma enjoy saja. Ya mungkin musik dangdut diterima semua umat kali ya. 'Pamer Bojo', itu lagu lama tapi banyak di-cover jadi trending lagi apalagi ditambah 'Cendol Dawet',” tutur Rizky.

Musisi Campursari pertama konser di Live Space dan The Pallas

Sebagai bukti musik campursari telah merasuki anak muda dari berbagai kelas. Didi Kempot berhasil menggelar konser di Live Space dan The Pallas SCBD pada September dan Desember  2019.

Live Space dan The Pallas dikenal sebagai tempat konser yang biasanya menampilkan musisi kekinian atau ternama.

Didi Kempot menjadi musisi campursari pertama yang berhasil menggelar konser di dua tempat itu.

https://www.kompas.com/hype/read/2020/05/06/110906666/awal-mula-didi-kempot-populer-di-generasi-milenial

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke