Sebab, Anang menilai sektor ekenomi kreatif dan parawisata di Indonesia terkena imbasnya.
"Kafe, rumah karaoke dan tempat pertunjukan tutup. Banyak pekerja yang menggantungkan hidupnya di sektor ini. Kemenparekraf dapat membuat terobosan mengatasi masalah ini," kata Anang dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
Belum lagi, kata Anang, para pekerja seni yang menggantungkan hidupnya lewat petunjukkan di kafe-kafe itu memiliki cicilan bulanan alat musiknya.
Anang tak menampik bahwa bukan hanya pekerja seni yang terkena dampak dari pandemi Covid-19.
"Ini kenyataan yang diterima pekerja seni, sama seperti profesi lainnya yang juga terimbas wabah virus corona," kata Anang.
Penyanyi asal Jember itu menilai bila Kemenparekraf membuat gebrakan, para pekerja seni dapat bertahan di situasi ini.
"Perlu ada rumusan dan formulasi agar pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini dapat terbantu," kata Anang.
Suami penyanyi Ashanty itu pun menyayangkan sistem big data terkait hak cipta dan royalti belum juga terbentuk.
Misal sudah terbentuk sejak lama, kata Anang, dampak dari wabah corona di Indonesia dapat diminimalisir.
"Karena kalau big data sudah terbentuk dengan baik, maka akan jelas dan transparan pembagian royalti yang diterima penyanyi dan pencipta lagu," ucapnya.
Anang berharap dengan adanya wabah virus corona ini menjadi pemantik Kemenparekraf dalam segera membentuk sistem big data musik Indonesia.
https://www.kompas.com/hype/read/2020/03/28/125520166/pekerja-seni-kena-imbas-wabah-covid-19-anang-desak-kemenparekraf-buat