Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Miris Gelandangan di Jakarta Selama Pandemi Disorot Media Singapura

Kompas.com - 21/02/2022, 20:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber CNA

JAKARTA, KOMPAS.com - Media berbahasa Inggris yang berbasis di Singapura, Channel NewsAsia (CNA) baru-baru ini membuat berita yang menyoroti nasib sejumlah gelandangan atau tunawisma di Jakarta saat hidup di tengah pandemi Covid-19.

Pada Minggu (20/2/2022), CNA menerbitkan artikel berjudul “For the homeless in Jakarta, Covid-19 means more economic desperation and health risks” di situs web mereka.

Dalam artikel tersebut, mulanya diceritakan bahwa sudah berhari-hari seorang gelandangan bernama Dede tidak enak badan. Tenggorokanya terasa kering dan sakit, batuknya tak kunjung berhenti, dan otot-ototnya nyeri.

Baca juga: Lansia Ini Ditemukan Hidup Sendiri di Hutan Singapura Selama 33 Tahun, Sebut Punya Keluarga di Batam

Dede juga mengalami demam pada malam sebelumnya.

Disebutkan bahwa, ini adalah kali kedua Dede, seorang lansia yang rutin tidur di jalanan Jakarta selama tiga dekade terakhir, menunjukkan tanda-tanda infeksi Covid-19.

Meski tinggal hanya beberapa ratus meter dari fasilitas drive thru tes Covid-19, Dede enggan untuk dites.

Pasalnya, biaya rapid test atigen besarnya tiga kali lipat dari penghasilannya setiap hari dari mengumpulkan botol plastik kosong yang mengotori trotoar atau terdampar di tepi sungai terdekat yang dia jual ke pendaur ulang.

“Jika saya menghabiskan uang saya untuk tes, apa yang akan saya makan?” kata Dede, yang hanya bersedia menyebutkan nama depannya, kepada CNA.

“Bahkan jika saya dites positif, ke mana saya akan pergi? Jika saya dalam isolasi, bagaimana saya bisa mendapatkan uang untuk membeli makanan?” tambah Dede saat diwawancara di depan sebuah gedung kosong berlantai tiga tempat dia suka tidur di malam hari.

Baca juga: Hidup Sendiri di Hutan Singapura, Lansia Ini Sebut Keluarganya di Batam Tak Tahu

CNA menulis pandemi Covid-19 telah memukul ribuan orang yang tinggal di jalanan Jakarta dengan keras.

Banyak dari para gelandangan telah melihat penghasilan kecil mereka menyusut karena pandemi.

Mereka yang mengamen dan mengemis telah melihat jumlah orang yang bersedia menyelamatkan mereka menurun drastis, karena warga Jakarta didorong untuk tinggal di rumah untuk mengekang penyebaran virus.

Pada saat yang sama, lebih banyak yang kehilangan tempat tinggal karena kehilangan mata pencaharian.

Diungkap CNA, Pakar kesehatan masyarakat telah mengatakan bahwa para tunawisma lebih rentan terinfeksi Covid-19 karena mereka tinggal di daerah padat dengan kebersihan dan sanitasi yang buruk.

Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka terkena unsur-unsur yang bisa menularkan Covid-19 dan kadang-kadang kekurangan gizi yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh mereka. Akses ke vaksin juga menjadi masalah.

Baca juga: Hidup di Hutan Singapura, Oh Go Seng Sebut Putrinya Kuliah Kedokteran di Batam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com