Aturan disetujui beberapa minggu setelah menyetujui aturan terkait pil aborsi.
Langkah tersebut, yang dilaporkan oleh media pada hari Selasa (27/6/2023) akan membawa Jepang sejajar dengan banyak negara lain di mana pil pencegah kehamilan sudah tersedia tanpa resep.
Aturan saat ini mewajibkan perempuan, termasuk mereka yang telah mengalami pelecehan seksual, untuk pergi ke klinik atau rumah sakit untuk mendapatkan resep kontrasepsi darurat.
Obat dikatakan paling efektif jika diminum dalam waktu 72 jam setelah hubungan seks tanpa kondom.
Dilansir dari Guardian, panel kementerian kesehatan menyetujui penjualan hingga Maret tahun depan di apotek yang dikelola oleh apoteker berkualifikasi yang dapat berkoordinasi dengan klinik kebidanan dan ginekologi terdekat, menurut kantor berita Kyodo.
Keputusan untuk mengizinkan penjualan tanpa resep menandai perubahan kebijakan besar, dan terjadi segera setelah pil aborsi disetujui pada bulan April.
Sebelumnya, hanya aborsi bedah yang tersedia, dalam sembilan minggu pertama kehamilan.
Para pegiat mengatakan penantian panjang Jepang untuk menyetujui pil aborsi, yang telah lama tersedia di lebih dari 70 negara lain, mencerminkan rendahnya prioritas yang diberikan parlemen dan komunitas medis yang didominasi laki-laki terhadap kesehatan seksual perempuan.
Jepang membutuhkan waktu 40 tahun untuk menyetujui kontrasepsi oral, pada tahun 1999, tetapi hanya enam bulan untuk menyetujui obat disfungsi ereksi Viagra.
Kontrasepsi darurat, yang memiliki tingkat kemanjuran sekitar 80 persen, tersedia tanpa resep di sekitar 90 negara lain, menurut kementerian tersebut.
Penjualan percobaan mendapat dukungan publik yang kuat.
Ketika panel kementerian kesehatan mengundang publik untuk memberikan komentar tahun lalu, lebih dari 90 persen dari 46.312 tanggapan mendukung penjualan farmasi, kata lembaga penyiaran publik NHK.
Pada tahun 2017, panel berhenti menyetujui penjualan bebas di tengah kekhawatiran bahwa ketersediaan obat yang mudah dapat mendorong perilaku tidak bertanggung jawab.
Tetapi profesional medis menyerukan agar obat-obatan itu dibuat lebih mudah diakses, dengan mengatakan mereka akan meningkatkan pilihan bagi korban perkosaan dan berpotensi mengurangi jumlah aborsi bedah yang mahal.
https://www.kompas.com/global/read/2023/06/27/170000270/jepang-izinkan-penjualan-kontrasepsi-darurat-tanpa-resep