Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jerman Umumkan Langkah Penghematan Energi Besar-besaran untuk Hadapi Musim Dingin

BERLIN, KOMPAS.com - Pemerintah Jerman menyetujui peraturan yang membatasi penggunaan pemanas gedung-gedung publik dan melarang pemasangan papan iklan elektronik, dalam upaya untuk menghemat energi dan mengatasi lonjakan harga energi.

Langkah penghematan energi besar-besaran Jerman ini akan mulai berlaku hanya dalam waktu seminggu dan akan tetap berlaku selama enam bulan sebagai awalannya.

Robert Habeck, menteri ekonomi, mengatakan langkah-langkah itu penting bagi keamanan energi Jerman.

"Kami ingin membebaskan diri secepat mungkin dari impor energi Rusia," katanya sebagaimana dilansir Guardian pada Rabu (24/8/2022).

Undang-undang penghematan energi Jerman yang baru akan membuat bangunan publik mulai dari balai kota hingga ruang tunggu kereta api tidak boleh dipanaskan hingga lebih hangat dari 19 derajat Celsius, dan radiator di koridor, foyer, pintu masuk dan ruang teknis harus dimatikan.

Ini juga disahkan untuk memprioritaskan ulang transportasi di perkeretaapian, memberikan prioritas kepada kereta api yang mengangkut batu bara dan minyak, daripada kereta api penumpang atau barang lainnya.

Pengangkutan energi dengan kereta barang telah diberikan urgensi tambahan karena permukaan sungai yang rendah, terutama di jalur air terbesar, Rhine, di mana lalu lintas terhambat dalam beberapa pekan terakhir.

Hanya kereta api yang membawa peralatan militer, yang akan dianggap memiliki prioritas di atas yang terkait dengan penyediaan listrik.

Itu mengingat Jerman mengirimkan pasokan persenjataan reguler ke Ukraina dan memiliki peran penting sebagai tempat transit bagi negara-negara lain yang melakukan hal yang sama.

Kekurangan kereta barang di seluruh dunia berarti model lama yang telah dihentikan layanannya akan diaktifkan kembali.

Hal ini diperkirakan akan menyebabkan tingkat volume suara yang lebih tinggi, yang untuk sementara bertentangan dengan peraturan tentang perlindungan kebisingan, kata para pejabat.

Penumpang kereta telah diperingatkan akan kemungkinan adanya gangguan yang meluas ke layanan kereta api dalam beberapa bulan mendatang.

Kondisinya dikhawatirkan memicu kekacauan seperti yang sudah terlihat di banyak rute kereta api selama musim semi dan musim panas, dengan penundaan, pembatalan kereta api, dan kurangnya pengemudi dan insinyur menjadi hal yang biasa, yang telah memicu rekor jumlah keluhan penumpang.

Sebagai bagian dari peraturan energi, fasad bangunan dan monumen tidak akan lagi menyala karena alasan estetika semata.

Pihak berwenang di Berlin dan di tempat lain telah menerapkan banyak langkah hemat energi: Gerbang Brandenburg di ibu kota misalnya telah mematikan lampunya beberapa minggu yang lalu.

Peraturan penghematan energi terbaru juga akan mengesampingkan sementara klausul dalam kontrak sewa, yang menjamin suhu minimum di dalam bangunan.

Undang-undang lebih lanjut direncanakan akan diumumkan beberapa hari mendatang, untuk memasukkan langkah-langkah teknis seperti pemeriksaan tahunan wajib bangunan yang dipanaskan oleh gas, untuk memastikan mereka bekerja seefisien mungkin.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya nasional untuk menghemat energi guna mengurangi ketergantungan ekonomi terbesar Eropa ini pada gas Rusia.

Ini juga merupakan antisipasi segera untuk mengatasi kekhawatiran bahwa Moskwa mungkin memilih untuk memutuskan akses ke pipa Laut Baltik selama musim dingin.

Saat ini, pasokan gas dari Rusia berjalan hanya 20 persen dari level normal.

Habeck dan kanselir Jerman Olaf Scholz, baru saja kembali dari kunjungan tiga hari ke Kanada untuk mengamankan kesepakatan tentang produksi dan transportasi energi hidrogen dan gas alam cair.

Langkah tersebut dipandang sebagai upaya utama untuk menghentikan penggunaan bahan bakar Rusia di Eropa.
.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/25/103143370/jerman-umumkan-langkah-penghematan-energi-besar-besaran-untuk-hadapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke