Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dapat Dukungan China, Pemberontak Desak Junta Militer Myanmar Mulai Perundingan Damai

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Kelompok etnis pemberontak Myanmar, yang kuat dan memiliki hubungan dekat dengan China, meminta Junta untuk terlibat dalam perundingan damai dengan pejuang anti-kudeta untuk mengakhiri 15 bulan pertumpahan darah.

Dengan kekuatan tetap sekitar 25.000, Angkatan Darat Negara Bagian “United Wa” (UWSA) adalah salah satu militer non-negara terbesar di dunia.

Kelompok itu membuat senjatanya sendiri dan memberlakukan wajib militer untuk seorang anggota dari setiap rumah tangga di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.

Wilayah UWSA sebagian besar menempel pada daerah kantong otonomnya di perbatasan utara Myanmar dengan China.

Sejauh ini, kelompok itu hanya memiliki sedikit keterlibatan dalam pertempuran yang dipicu oleh penggulingan pemerintah Aung San Suu Kyi oleh militer tahun lalu.

UWSA mengajukan "imbauan kepada semua pihak dalam konflik untuk menyelesaikan konflik melalui negosiasi sesegera mungkin", katanya dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan dengan pejabat junta di ibu kota Naypyidaw sebagaimana dilansir AFP pada Selasa (31/5/2022).

Lebih lanjut dalam pernyataannya kelompok itu memperingatkan bahwa konflik internal di perbatasan yang melanda Myanmar sejak kemerdekaan dari Inggris, "telah membuktikan bahwa setiap masalah mendasar tidak dapat diselesaikan dengan kekuatan militer".

Ia menambahkan UWSA akan tetap berada di luar konflik antara junta dan lawan-lawannya, yang telah menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan dan membuat ratusan ribu orang mengungsi.

Myanmar memiliki sekitar 20 tentara pemberontak etnis. Banyak diantaranya mengendalikan petak-petak wilayah perbatasan terpencil, yang telah berperang satu sama lain dan militer selama beberapa dekade atas perdagangan narkoba, sumber daya alam, dan otonomi.

Beberapa telah mengutuk penggulingan pemerintah Suu Kyi, dan menawarkan perlindungan dan pelatihan senjata kepada "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) yang bermunculan setelah kudeta Myanmar.

Analis mengatakan PDF telah mengejutkan pasukan junta dengan keefektifannya.

Pasukan Wa mengerdilkan kumpulan kelompok pemberontak etnis lainnya, menimbulkan penghalang bagi militer, dan memberi Beijing jembatan yang berguna ke tetangganya yang kaya sumber daya.

China tetap menjadi sekutu utama junta Myanmar dan menolak menyebut penguasaan militer Myanmar sebagai kudeta.

Pada April, Beijing mengatakan akan membantu menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Myanmar "tidak peduli bagaimana perubahan situasinya".

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/01/130200270/dapat-dukungan-china-pemberontak-desak-junta-militer-myanmar-mulai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke