WASHINGTON DC, KOPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi pada lima pejabat Korea Utara pada Rabu (12/1/2022) sehubungan dengan peningkatan pengujian rudal hipersonik di negara itu.
Departemen Keuangan mengatakan lima pejabat tersebut diduga berperan dalam penyediaan uang, barang, jasa untuk Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Kedua Korea Utara yang terlibat aktif dalam program rudal militer.
Para pejabat tersebut dituduh memperoleh peralatan dan teknologi untuk peluncuran rudal.
Salah satu dari lima pejabat berbasis di Rusia, dengan empat lainnya berbasis di China.
Sanksi tersebut akan membekukan aset AS apa pun yang dimiliki pejabat itu dan menghentikan orang Amerika melakukan bisnis dengan mereka.
Perusahaan asing dan individu yang melakukan bisnis dengan mereka juga dapat menghadapi hukuman.
Selain lima pejabat yang diberi sanksi oleh Departemen Keuangan AS, Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan memberikan sanksi kepada seorang pria Korea Utara lainnya, seorang pria Rusia dan sebuah perusahaan Rusia, karena mendukung kegiatan Korea Utara yang melibatkan senjata pemusnah massal.
Sanksi itu diterapkan tak lama setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal hipersonik yang sukses pada Selasa (11/1/2011).
Pasukan di Korea Selatan dan Jepang mengonfirmasi peluncuran, yang kedua di Korea Utara dalam waktu kurang dari seminggu.
Newsweek sebelumnya melaporkan bahwa sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Komite Sentral Partai Buruh Korea, Rodong Sinmun, mengatakan peluncuran Selasa (11/1/2022) "dilakukan dengan tujuan akhirnya mengonfirmasi karakteristik teknis keseluruhan dari sistem senjata hipersonik yang dikembangkan."
"Peluncuran rudal terbaru DPRK adalah bukti lebih lanjut bahwa Korut terus memajukan program terlarang, meskipun ada seruan masyarakat internasional untuk diplomasi dan denuklirisasi," kata kepala intelijen terorisme dan keuangan Departemen Keuangan AS, Brian Nelson.
Dia menyebut Korea Utara dengan akronim dari nama resminya: Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).
Sesaat sebelum pengumuman, kantor berita negara Korea Utara melaporkan bahwa peluncuran rudal terbaru melibatkan kendaraan luncur hipersonik.
Setelah dilepaskan dari pendorong roket, rudal itu diklaim menunjukkan sejumlah manuver sebelum mencapai target laut 621 mil jauhnya.
Foto-foto yang dirilis oleh agensi menunjukkan sebuah rudal yang dipasang dengan muatan berbentuk kerucut yang runcing membumbung ke langit, sambil meninggalkan jejak api oranye.
Kim Jong Un menonton peluncuran itu dari kabin kecil bersama pejabat tinggi, termasuk saudara perempuannya Kim Yo Jong.
Peluncuran itu adalah uji coba kedua rudal hipersonik Korea Utara dalam seminggu, jenis persenjataan yang pertama kali diuji pada September, ketika Kim Jong Un terus mendorong untuk memperluas kemampuan senjata nuklirnya dalam menghadapi sanksi internasional, terkait kesulitan pandemi dan jalan buntu diplomasi dengan AS.
https://www.kompas.com/global/read/2022/01/13/094500070/5-pejabat-korea-utara-kena-sanksi-as-setelah-uji-coba-rudal