Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

30 Oktober 1945: Brigjen AWS Mallaby Tewas di Surabaya

KOMPAS.com - Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby dan kematiannya pada 30 Oktober 1945 sontak membuat geger militer Inggris.

Pria kelahiran 12 Desember 1899 ini tewas dalam baku tembak selama Pertempuran Surabaya, selama Revolusi Nasional Indonesia.

Pada saat kematiannya, Mallaby adalah Komandan Brigade India ke-49.

Kematian Mallaby menjadi peristiwa besar bagi permusuhan di Surabaya, memicu aksi militer pembalasan.

Dilansir Britannica, perjalanan militer pria ini amat panjang. Hingga pada 1 Marer 1944, ia dipromosikan dari penjabat menjadi Mayor Jenderal sementara dan Kolonel substantif perang.

Untuk memperoleh pengalaman operasional, pangkatnya diturunkan menjadi Brigadir sementara pada Juli 1944 dan diberi komando Brigade Infanteri India ke-49, kemudian bertugas di Divisi India ke-23.

Pangkat substantifnya dinaikkan menjadi letnan kolonel pada Oktober 1944.

Dia diangkat sebagai Companion of The Most Eminent Order of the Indian Empire di London Gazette 1 Januari 1945 sebagai Brigadir sementara.

Mallaby memimpin Brigade Infanteri India ke-49 ke Indonesia di tengah revolusi nasional, untuk menemukan dan memulangkan mantan tawanan perang Jepang.

Ia tiba di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Setelah mendarat, ia mengirim Kapten Douglas MacDonald untuk menghubungi pemimpin kaum revolusioner, Moestopo.

Moestopo menyatakan bahwa mereka tidak akan menentang pasukan Inggris. Mallaby dan skuadronnya bekerja di bawah pengawasan konstan arek-arek Suroboyo.

Namun, situasi memanas pada 27 Oktober, setelah adanya pamflet yang menuntut penyerahan segera senjata Indonesia, yang ditandatangani Jenderal Douglas Hawthorn sebagai perintah.

Komunikasi pun terputus antara pasukan Mallaby dan tentara Indonesia. Hari berikutnya, tentara Indonesia mulai melancarkan serangan terhadap Brigade ke-49.

Untuk memadamkan pertempuran, Mallaby menghubungi Jenderal Hawthorn melalui perantara dan mengatur pertemuan antara dirinya dan Presiden Sukarno, di mana mereka akan merundingkan gencatan senjata.

Tapi, Mallaby lebih dulu terbunuh pada tanggal 30 Oktober 1945.

Saat itu, ia sedang melakukan perjalanan keliling Surabaya di bawah bendera putih untuk menyebarkan berita tentang perjanjian gencatan senjata dan menyelamatkan beberapa pasukan yang terdampar.

Mallaby tetap berangkat meskipun telah diperingatkan akan bahaya oleh pasukan Force 136.

Ketika mobilnya mendekati pos pasukan Inggris di gedung Internasional dekat Jembatan Merah, mobilnya dikepung milisi Republik Indonesia.

Khawatir komandan mereka akan diserang, pasukan Inggris di gedung Internasional, yang dipimpin oleh Mayor Venu K Gopal, menembak ke udara untuk membubarkan milisi Indonesia.

Milisi berpikir bahwa Inggris mengambil tindakan bermusuhan, dan menembak balik pasukan Inggris.

Kapten RC Smith, yang berada di mobil stasioner, melaporkan bahwa seorang Republikan muda menembak dan membunuh Mallaby setelah percakapan singkat.

Smith kemudian melemparkan granat dari mobil ke arah penembak.

Ledakan itu menyebabkan jok belakang mobil terbakar. Versi lain menyatakan bahwa ledakan itu yang membunuh Mallaby, bukan penembak.

Apapun penyebab kematiannya, hal ini jadi titik balik yang signifikan bagi permusuhan di Surabaya.

Tewasnya Mallaby jadi katalis untuk pertempuran yang akan datang. Inggris memerintahkan Indonesia menyerah, dan pada 10 November mereka melancarkan serangan balasan besar-besaran.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/30/113101170/30-oktober-1945-brigjen-aws-mallaby-tewas-di-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke