Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemimpin Perlawanan Afghanistan Pilih Mati daripada Menyerah kepada Taliban

KABUL, KOMPAS.com - Pemimpin gerakan perlawanan terhadap Taliban bersumpah untuk tidak pernah menyerah, tetapi terbuka untuk negosiasi dengan penguasa baru Afghanistan, menurut sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Paris Match pada Rabu (25/8/2021).

Ahmad Massoud, putra komandan pemberontak legendaris Afghanistan Ahmad Shah Massoud, mundur ke lembah asalnya Panjshir di utara Kabul, bersama dengan mantan wakil presiden Amrullah Saleh.

"Saya lebih suka mati daripada menyerah," kata Massoud kepada filsuf Perancis Bernard-Henri Levy dalam wawancara pertamanya sejak Taliban mengambil alih Kabul.

"Saya putra Ahmad Chah Massoud. Menyerah bukanlah kata dalam kamus saya."

Massoud mengeklaim "ribuan" orang bergabung dengan Front Perlawanan Nasionalnya di lembah Panjshir.

Wilayah itu tidak pernah direbut oleh invasi pasukan Soviet pada 1979 ataupun Taliban selama periode pertama mereka berkuasa dari 1996-2001.

Pada kesempatan yang sama, dia juga memperbarui seruannya untuk meminta dukungan dari para pemimpin asing, termasuk Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Massoud menyatakan kegetirannya karena permintaan dukungan senjata dari kelompoknya ditolak, sesaat sebelum jatuhnya Kabul awal bulan ini.

"Saya tidak bisa melupakan kesalahan bersejarah yang dibuat oleh mereka yang saya mintai senjata delapan hari lalu di Kabul," kata Massoud, menurut transkrip wawancara yang diterbitkan dalam bahasa Perancis melansir AFP.

"Mereka menolak. Dan senjata-senjata ini -- artileri, helikopter, tank buatan Amerika -- saat ini berada di tangan Taliban," katanya.

Massoud menambahkan bahwa dia terbuka untuk berbicara dengan Taliban, dan dia menjelaskan garis besar kemungkinan kesepakatan.

"Kita bisa bicara. Dalam semua perang, ada pembicaraan. Dan ayah saya selalu berbicara dengan musuh-musuhnya," katanya.

"Mari kita bayangkan bahwa Taliban setuju menghormati hak-hak perempuan, minoritas, demokrasi, prinsip-prinsip masyarakat terbuka," tambahnya.

"Mengapa tidak mencoba menjelaskan bahwa para pelaku ini akan menguntungkan semua warga Afghanistan, termasuk mereka?”

Ayah Massoud, memiliki hubungan dekat dengan Paris dan Barat, dan dijuluki "Singa Panjshir" karena perannya dalam memerangi pendudukan Soviet di Afghanistan pada 1980-an dan rezim Taliban pada 1990-an.

Dia dibunuh oleh Al-Qaeda dua hari sebelum serangan 11 September 2001 ke gedung kembar Amerika Serikat.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/26/062542170/pemimpin-perlawanan-afghanistan-pilih-mati-daripada-menyerah-kepada

Terkini Lainnya

Alasan dan Dampak Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

Alasan dan Dampak Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

Global
Di Montpellier Perancis, Ada Pajak Gaji 2 Persen untuk Danai Transportasi Gratis

Di Montpellier Perancis, Ada Pajak Gaji 2 Persen untuk Danai Transportasi Gratis

Global
Ibu Kota Rusia Dilanda Wabah Botulisme, 121 Orang Butuh Pertolongan Medis

Ibu Kota Rusia Dilanda Wabah Botulisme, 121 Orang Butuh Pertolongan Medis

Global
Negara Mana Saja yang Paling Banyak Dibahas di Parlemen Uni Eropa?

Negara Mana Saja yang Paling Banyak Dibahas di Parlemen Uni Eropa?

Global
Merasakan Pahitnya Perayaan Idul Adha 2024 di Gaza, Tepi Barat, dan Masjid Al Aqsa... 

Merasakan Pahitnya Perayaan Idul Adha 2024 di Gaza, Tepi Barat, dan Masjid Al Aqsa... 

Global
Apa Korelasi Air Zamzam dan Ibadah Haji?

Apa Korelasi Air Zamzam dan Ibadah Haji?

Global
Mesin Terbakar di Udara, Pesawat Virgin Australia Mendarat Darurat

Mesin Terbakar di Udara, Pesawat Virgin Australia Mendarat Darurat

Global
Rusia Tanggapi KTT Ukraina di Swiss: Tak Buahkan Hasil, Presiden Putin Masih Terbuka untuk Dialog

Rusia Tanggapi KTT Ukraina di Swiss: Tak Buahkan Hasil, Presiden Putin Masih Terbuka untuk Dialog

Global
PM Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

PM Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

Global
Sampaikan Pesan Idul Adha 2024, Wapres AS Akui Masih Ada “Hate Crime” ke Warga Muslim

Sampaikan Pesan Idul Adha 2024, Wapres AS Akui Masih Ada “Hate Crime” ke Warga Muslim

Global
Polisi Inggris Tabrakkan Mobil untuk Tangkap Sapi yang Kabur

Polisi Inggris Tabrakkan Mobil untuk Tangkap Sapi yang Kabur

Global
5 Tewas akibat Tabrakan Kereta Penumpang dan Barang di India

5 Tewas akibat Tabrakan Kereta Penumpang dan Barang di India

Global
Kebakaran Rumah di Vietnam Tewaskan 3 Anak dan 1 Perempuan

Kebakaran Rumah di Vietnam Tewaskan 3 Anak dan 1 Perempuan

Global
Rangkuman Hari Ke-844 Serangan Rusia ke Ukraina: Hasil KTT Ukraina | Serangan Drone Tewaskan Jurnalis Rusia

Rangkuman Hari Ke-844 Serangan Rusia ke Ukraina: Hasil KTT Ukraina | Serangan Drone Tewaskan Jurnalis Rusia

Global
Kereta Barang Tabrak Kereta Penumpang Ekspres di India, Jumlah Korban Belum Diketahui

Kereta Barang Tabrak Kereta Penumpang Ekspres di India, Jumlah Korban Belum Diketahui

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke