Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sarjana Universitas Top China Menjadi ART karena Susah Cari Kerja, Netizen Heboh

Hal itu terungkap setelah penyedia jasa Asisten Rumah Tangga (ART) kelas atas, Your Trust Home Service, merilis resume lulusan universitas yang fotonya diblur, tetapi terlihat jelas biodatanya.

Penyedia jasa ART yang berbasis di Shanghai itu merilis data gadis tersebut secara online pada Rabu (26/5/2021).

Gadis 29 tahun yang menjadi ART itu adalah alumnus Universitas Tsinghua yang terkenal di China, dan peringkat 15 terbaik dunia menurut QS World University Rankings 2020.

Ia bergelar sarjana, tetapi tidak disebutkan jurusan atau program studi apa yang dia tempuh.

Di portofolionya dia menyebut fasih berbahasa Mandarin dan Inggris, serta pandai memasak makanan favorit keluarga di Shanghai lalu provinsi sekitar Jiangsu dan Zhejiang.

Dia menginginkan gaji 35.000 yuan (Rp 78,6) juta per bulan menurut resume-nya.

Seorang manajer dari Your Trust Home Service menyebut gadis itu akan dipekerjakan oleh seorang klien.

"Orang-orang berpendidikan tinggi seperti dia jarang, tetapi bukan satu-satunya. Kami juga ada pengasuh dengan gelar master, termasuk mereka yang lulus dari universitas terkemuka di luar negeri," terangnya kepada The Paper.

Melansir Korea Times pada Sabtu (29/5/2021), ini adalah pertanda persaingan pasar kerja yang semakin ketat di China.

Banyak netizen China terkejut saat mengetahui lulusan universitas top bekerja sebagai ART.

"Tolong ingat universitas paling bergengsi, seperti Tsinghua dan Universitas Peking, mengajari orang-orang berbakat yang seharusnya memperbaiki atau mengubah bangsa kita, dan membawa manfaat bagi kita semua."

"Bukankah bekerja sebagai pelayan keluarga menyia-nyiakan bakat seperti itu?" tulis seorang netizen yang dikutip South China Morning Post.

"Fakta bahwa seorang lulusan Tsinghua akhirnya bekerja sebagai pelayan keluarga adalah hasil dari persaingan yang ketat di pasar kerja," komentar netizen lainnya.

Kemudian permintaan gaji yang tinggi untuk ukuran ART juga memicu perdebatan di media sosial China.

"Dia bukan ART biasa. Dia pada dasarnya guru privat. Lihat bayarannya. Begitu tinggi sampai setara dengan manajer senior di perusahaan," tulis seorang warganet yang dikutip The Paper.

"Kita tak bisa menilai apakah suatu pekerjaan itu mulia atau rendah. Itu hanya pilihan seseorang," kata netizen di aplikasi WeChat.

Sementara itu manajer Your Trust Home Service menerangkan, para ART dengan ijazah dari universitas ternama biasanya bekerja sebagai tutor anak di keluarga.

Mereka mengajari anak-anak berbagai mata pelajaran, dengan upah mulai dari 15.000 yuan (Rp 33,7 juta) sampai 50.000 yuan (Rp 112,37 juta) per bulan.

"Beberapa anak klien belajar di sekolah internasional. Jadi mereka butuh tutor yang bisa bahasa Inggris sambil mengajari anak-anak," ungkap manajer tersebut.

Jumlah lulusan universitas di China terus meningkat dari tahun ke tahun selama 20 tahun terakhir.

Musim panas ini lebih dari sembilan juta mahasiswa akan lulus di China.

Lalu dalam lima tahun terakhir ada lebih dari 40 juta lulusan universitas maupun perguruan tinggi, dengan 77 persen di antara mereka yang dapat pekerjaan, menurut data Kementerian Pendidikan China.

Akan tetapi gaji para lulusan universitas tidak setinggi yang diharapkan banyak orang.

Menurut konsultan Mycos yang berbasis di Beijing, gaji bulanan rata-rata untuk lulusan universitas tahun 2018 dan 2019 masing-masing adalah 4.624 yuan (Rp 10,4 juta) dan 5.440 yuan (Rp 12,2 juta).

Akibatnya beberapa lulusan universitas mengambil pekerjaan yang tak lazim bagi seseorang dengan gelar sarjana.

Selain menjadi tutor keluarga, China Youth Daily awal bulan in melaporkan ada beberapa sarjana yang bekerja di peternakan babi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/30/173214670/sarjana-universitas-top-china-menjadi-art-karena-susah-cari-kerja-netizen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke