Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Air Sungai Mekong Berubah Jadi Biru Diduga karena Bendungan China, Apa Bahayanya?

Komisi Sungai Mekong (MRC) menilai hal ini sebagian terjadi karena pembatasan aliran keluar dari bendungan pembangkit listrik tenaga air China di hulu.

Melansir Reuters pada Jumat (12/2/2021), MRC meminta Beijing untuk membagikan semua data air miliknya.

Jalur air vital itu telah berubah menjadi biru di sepanjang perbatasan Thailand-Laos. Biasanya air Sungai Mekong berwarna coklat keruh, yang menandakan air dangkal dan tingkat rendah sedimen kaya nutrisi.

The Geo-Informatics and Space Technology Development Agency (GISTDA) di Thailand sebelumnya memeringatkan sedimen sekarang terlihat jelas di bawah air Sungai Mekong.

Kini sungai yang melalui lima negara itu sudah berwarna biru tua. Sementara beberapa gundukan pasir telah muncul di tengah sungai.

GISTDA mengatakan perubahan ketinggian air ini merupakan indikasi kekeringan parah yang akan dihadapi wilayah tersebut.

“Delapan provinsi di sepanjang sungai akan terpengaruh, yaitu Chiang Rai, Loei, Nong Khai, Beung Kan, Nakhon Phanom, Mukdahan, Amnat Charoen dan Ubon Ratchathani," katanya kepada The Nation Thailand pada Selasa (2/2/2021).

Kekeringan dikhawatirkan tidak hanya akan memengaruhi ekosistem. Tetapi juga pertanian yang menanam tanaman komersial seperti padi, karet, tembakau, dan tomat.

Sementara itu, Samran Reunnak, pelaksana tugas kepala Dinas Perikanan Nakhon Phanom Thailand, mengatakan ketinggian sungai telah rendah selama beberapa tahun dan pada akhirnya akan memengaruhi kondisi air negara yang dilaluinya.

“Warna sungai menjadi biru tua karena airnya terlalu rendah dan tidak bisa mengalir dengan baik sehingga menyebabkan semakin banyak material mengendap. Air akhirnya menjadi lebih gelap,” ujarnya.

“Ikan tidak akan bisa bertelur di air ini dan pada akhirnya beberapa spesies langka akan hilang dari sungai.”

Sementara itu pernyataan Jumat (12/2/2021) dari MRC mengatakan curah hujan rendah dan bendungan di Mekong Bawah dan anak sungai juga berkontribusi pada penurunan level.

"Ada kenaikan dan penurunan mendadak di permukaan air segera di hilir Jinghong dan lebih jauh ke Vientiane," kata Winai Wongpimool, direktur Divisi Dukungan Teknis Sekretariat MRC.

Fluktuasi seperti itu memengaruhi migrasi ikan, pertanian dan transportasi yang diandalkan hampir 70 juta orang untuk mata pencarian dan ketahanan pangan mereka.

"Untuk membantu negara-negara Mekong Hilir mengelola risiko secara lebih efektif, kami meminta China dan negara-negara Mekong Hilir sendiri untuk berbagi rencana pelepasan air mereka dengan kami," kata Winai.

MRC mengatakan kondisi normal dapat dipulihkan jika volume besar air dilepaskan dari waduk bendungan China.

Kementerian Luar Negeri China tidak menjawab permintaan komentar pada Jumat karena hari libur umum.

Pemantau Bendungan Mekong yang didanai AS, menggunakan data satelit untuk melacak permukaan air. Hasil pemantauan juga menyoroti fluktuasi harian dalam pelepasan air dari Bendungan Jinghong China pada Februari.

China tahun lalu berjanji untuk berbagi data bendungannya dengan negara anggota MRC seperti Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Pada Januari, Beijing memberi tahu negara tetangganya bahwa bendungannya sedang mengisi waduk dan alirannya akan dikembalikan ke "status operasi normal" pada 25 Januari.

“Tingkat aliran keluar di Bendungan Jinghong adalah 785 meter kubik per detik pada awal Januari sebelum naik menjadi 1.400 meter kubik per detik pada pertengahan Januari,” kata MRC.

Namun, level turun lagi pada Februari dan menjadi 800 meter kubik per detik pada Kamis, kata MRC. Pernyataan itu tidak menyebutkan pemberitahuan terbaru dari Beijing.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/13/190208070/air-sungai-mekong-berubah-jadi-biru-diduga-karena-bendungan-china-apa

Terkini Lainnya

Wanita Ini Akhirnya Melahirkan Anak Perempuan Setelah Punya 9 Anak Laki-laki

Wanita Ini Akhirnya Melahirkan Anak Perempuan Setelah Punya 9 Anak Laki-laki

Global
Peramal India Pertahankan Prediksi, Klaim Perang Dunia III Tinggal Menghitung Hari

Peramal India Pertahankan Prediksi, Klaim Perang Dunia III Tinggal Menghitung Hari

Global
Rusia Tingkatkan Serangan di Dekat Toretsk, Kota Garis Depan Ukraina

Rusia Tingkatkan Serangan di Dekat Toretsk, Kota Garis Depan Ukraina

Global
China Ganti Nama Ratusan Desa dan Kota Uighur yang Berbau Agama dan Budaya Tertentu

China Ganti Nama Ratusan Desa dan Kota Uighur yang Berbau Agama dan Budaya Tertentu

Global
Hampir 2.000 Anak Meninggal Setiap Hari Akibat Polusi Udara

Hampir 2.000 Anak Meninggal Setiap Hari Akibat Polusi Udara

Global
21 Drone Rusia Serang Ukraina, Rusak Fasilitas Energi Dekat Perbatasan

21 Drone Rusia Serang Ukraina, Rusak Fasilitas Energi Dekat Perbatasan

Global
Warga Gaza Terpaksa Hidup Berdampingan dengan Sampah dan Hewan Pengerat

Warga Gaza Terpaksa Hidup Berdampingan dengan Sampah dan Hewan Pengerat

Internasional
Menerka Tujuan Putin Bertemu Kim Jong Un di Korea Utara

Menerka Tujuan Putin Bertemu Kim Jong Un di Korea Utara

Global
Mengapa Kunjungan Putin ke Korea Utara Kali Ini Sangat Penting?

Mengapa Kunjungan Putin ke Korea Utara Kali Ini Sangat Penting?

Internasional
Pebalap Junior Argentina Berusia 9 Tahun Tewas Kecelakaan di Brasil

Pebalap Junior Argentina Berusia 9 Tahun Tewas Kecelakaan di Brasil

Global
Putin dan Kim Jong Un Hadiri Upacara Besar di Alun-alun Pyongyang

Putin dan Kim Jong Un Hadiri Upacara Besar di Alun-alun Pyongyang

Global
Israel Ancam Hancurkan Hezbollah jika Terjadi Perang Total

Israel Ancam Hancurkan Hezbollah jika Terjadi Perang Total

Global
Rangkuman Hari Ke-846 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin ke Korea Utara | Temuan Tentara Ukraina Terpenggal

Rangkuman Hari Ke-846 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin ke Korea Utara | Temuan Tentara Ukraina Terpenggal

Global
Senat Thailand Loloskan RUU Pernikahan Sesama Jenis

Senat Thailand Loloskan RUU Pernikahan Sesama Jenis

Global
Penjaga Pantai Yunani Dituding Lempar Para Migran ke Laut dan Biarkan Mereka Tewas

Penjaga Pantai Yunani Dituding Lempar Para Migran ke Laut dan Biarkan Mereka Tewas

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke