Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemendikbud Ristek: Asesmen Nasional Kurangi Beban Guru dan Kepsek

KOMPAS.com - Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo mengatakan, jika ada yang perlu disiapkan terkait Asesmen Nasional (AN), maka satu-satunya yang melakukan persiapan adalah proktot, pengawas, dan dinas pendidikan.

Bukan guru dan murid yang berlomba-lomba untuk meningkatkan skornya.

"Tidak ada keperluan sama sekali untuk menyiapkan diri (asesmen nasional) supaya skornya bagus," ucap dia melansir laman Kemendikbud Ristek, Selasa (24/8/2021).

Dia menyatakan, dari perspektif guru dan kepala sekolah (Kepsek), Asesmen Nasional justru mengurangi beban administrastif.

Sebab, asesmen nasional mengintegrasikan berbagai program pendataan yang sebelum ini kurang terintegrasi dan cenderung bersifat administratif.

Sebelum asesmen nasional, guru dan Kepsek harus mengisi berbagai borang pendataan dari pihak yang berbeda-beda.

Misalnya borang evaluasi diri dari LPMP, borang UN dari Balitbang, dan borang akreditasi dari BAN S/M.

"Dengan Asesmen Nasional, ketiga borang ini terintegrasi. Baik sekolah, guru, tidak perlu mengisi tiga kali. Hanya perlu mengisi satu kali saja yaitu kuesioner asesmen nasional. Ini membuat guru dan Kepsek punya lebih banyak waktu untuk fokus ke pembelajaran," jelas dia.

Pelaksanaan asesmen nasional

Dia mengaku, Kemendikbud Ristek berencana melakukan asesmen nasional di daerah yang sudah diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas atau di wilayah PPKM Level 1-3.

Lanjut dia menyatakan, pelaksanaan asesmen nasional memerlukan kolaborasi menyeluruh baik dengan pemda maupun satuan pendidikan.

Kemendikbud Ristek selain melakukan sosialisasi sampai ke tingkat daerah juga bertugas menyiapkan instrumen, sistem pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, analisis, serta pelaporan hasil.

Nantinya, sambung dia, akan ada helpdesk tim teknis yang berjenjang mulai dari tingkat II, tingkat I sampai di pusat, serta posko asesmen nasional yang disiapkan untuk mempermudah masyarakat melaksanakan asesmen nasional.

Selanjutnya, hasil asesmen nasional akan disampaikan melalui platform yang saat ini tengah dirancang Kemendikbudristek yang diberi nama platform Rapor Pendidikan.

Wadah ini akan memudahkan kepala sekolah dan dinas pendidikan untuk memahami dan mencerna hasil asesmen nasional serta berbagai data lainnya.

"Sekali lagi nanti di rapor itu tidak ada skor murid, skor guru, maupun kepala sekolah secara individu karena tujuannya mendorong refleksi dan evaluasi diri," ujarnya.

Dia menambahkan, untuk mengurangi tekanan terhadap hasil asesmen nasional, skor sekolah hanya bisa dilihat oleh sekolahnya masing-masing dan dinas pendidikan yang menaunginya.

Lalu, Kepsek lain tidak bisa melihat skor sekolah lain.

Hasil yang ditampilkan akan menghindari ranking dan pelabelan negatif bagi sekolah.

Dia menyadari keberhasilan asesmen nasional untuk memantik perubahan itu tergantung pada cara mengkomunikasikan hasilnya juga.

Kalau ada pelabelan-pelabelan negatif, orang tentu akan defensif dan tidak akan mau melakukan refleksi maupun perbaikan diri.

"Jadi tim saat ini sedang merancang cara menyampaikan dan mengkomunikasi hasil (asesmen nasional) ini seefektif dan sebaik mungkin kepada Kepsek dan Dinas Pendidikan," tukas Anindito.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/08/24/122346171/kemendikbud-ristek-asesmen-nasional-kurangi-beban-guru-dan-kepsek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke