Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

Kompas.com - 30/04/2024, 14:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah konten di media sosial mengeklaim bahwa rumah sakit jiwa (RSJ) di Kendari, Sulawesi Tenggara kebanjiran 50 pasien dalam semalam.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten tersebut hoaks.

Narasi yang beredar

Konten yang mengeklaim RSJ di Kendari kebanjiran 50 pasien dalam semalam dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang dibagikan:

Disampaikan kepada Teman2, Saudara, Sahabat untuk melakukan pengawasan Ekstra terhadap putra putrinya, sejak semalam sampai saat ini RSJ Kota Kendari kedatangan hingga sampai 50 pasien, di antaranya ada anak dan remaja dengan gejala yg sama,

Mereka Tidak Sadarkan Diri dan Berhalusinasi, Info yg didapat dari pasien mereka telah meminum obat yg disebut PCC (Mumbul), obat tersebut didapatkan secara gratis oleh oknum yg mereka tidak kenal, dan juga diperjual belikan seharga 25.000,- /10 butir nya,

Untuk diketahui Sudah ada Korban Meninggal dunia yang merupakan siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) di Kota kendari.

Untuk meminimalisir jatuhnya korban diharapkan kerjasama dari para orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap Putra Putri nya, Terima Kasih

Hoaks, sebanyak 50 pasien membanjiri RSJ Kendari dalam semalamScreenshot Hoaks, sebanyak 50 pasien membanjiri RSJ Kendari dalam semalam

Penelusuran Kompas.com

Direktur RSJ Sulawesi Tenggara Putu Agustin membantah narasi 50 pasien masuk rumah sakit jiwa karena efek obat PCC (Paracetamol Caffein Carisoprodol).

"Tidak ada satu pun kasus yang ada di RSJ (terkait obat tersebut)" kata Agustin, seperti diberitakan Tribunnews, Senin (29/4/2024).

Menurut Agustin, kasus tersebut pernah terjadi pada 2017. Namun, ada pihak tidak bertanggung jawab yang mencoba menaikkan kembali informasi tersebut.

"Kemungkinan iya (pernah terjadi) menurut data sekunder, saat itu saya masih bertugas di Kota Kendari," ujar Agustin.

Akan tetapi, saat ini obat terlarang sudah tidak diedarkan bebas. Masyarakat diminta menyaring informasi dan tidak meneruskan berita yang belum dinyatakan kebenarannya.

"Masyarakat agar tetap memantau dan mengawasi para remaja kita dan menyaring semua informasi dan tidak meneruskan berita yang belum dinyatakan kebenarannya," ujarnya.

Diberitakan Kompas.com, puluhan remaja di Kendari dilarikan ke beberapa rumah sakit di wilayah itu pada 13 September 2017, lantaran mengalami gangguan mental usai mengonsumsi obat jenis PCC (Paracetamol Caffein Carisoprodol).

Sementara itu, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Asrum Tombili menyebutkan, sebanyak 76 orang di Kendari menjadi korban penyalahgunaan PCC, dan seorang di antaranya meninggal dunia.

Kesimpulan

Konten yang beredar pada 2024 dan mengeklaim RSJ di Kendari, Sultra kebanjiran 50 pasien dalam semalam akibat efek obat PCC adalah hoaks.

Direktur RSJ Sultra Putu Agustin mengatakan, informasi tersebut tidak benar.

Kasus penyalahgunaan PCC di Kendari memang pernah terjadi pada 2017. Menurut Agustin, ada pihak yang mencoba menaikkan kembali informasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Pesan Berantai soal Whatsapp Gold dan Video Martinelli

[HOAKS] Pesan Berantai soal Whatsapp Gold dan Video Martinelli

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Iptu Rudiana Ditetapkan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

[HOAKS] Iptu Rudiana Ditetapkan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Erupsi Gunung Ruang, Bukan Anak Krakatau

[KLARIFIKASI] Video Erupsi Gunung Ruang, Bukan Anak Krakatau

Hoaks atau Fakta
Sejarah Kepulauan Falkland yang Diperebutkan Inggris dan Argentina

Sejarah Kepulauan Falkland yang Diperebutkan Inggris dan Argentina

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] PSSI Putuskan Timnas Tidak Akan Ikut Piala AFF

[HOAKS] PSSI Putuskan Timnas Tidak Akan Ikut Piala AFF

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Lingkaran Merah pada Tabung Gas Elpiji 3 Kg Tanda Keamanan, Cek Faktanya

INFOGRAFIK: Hoaks Lingkaran Merah pada Tabung Gas Elpiji 3 Kg Tanda Keamanan, Cek Faktanya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Pengibaran Bendera Palestina di Milan Bukan Dilakukan Menteri Italia

INFOGRAFIK: Pengibaran Bendera Palestina di Milan Bukan Dilakukan Menteri Italia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Zelensky dan Istrinya Berpose dengan Tumpukan Uang

[HOAKS] Foto Zelensky dan Istrinya Berpose dengan Tumpukan Uang

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Menag Minta Masyarakat Ikhlaskan Dana Haji untuk IKN

[VIDEO] Hoaks! Menag Minta Masyarakat Ikhlaskan Dana Haji untuk IKN

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada 11 Juni

[HOAKS] Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada 11 Juni

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Kecelakaan Pesawat Garuda DC-10 di Jepang pada 1996

Kilas Balik Kecelakaan Pesawat Garuda DC-10 di Jepang pada 1996

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Patung Lilin Paus Yohanes Paulus II, Bukan Jenazah yang Masih Utuh

[KLARIFIKASI] Patung Lilin Paus Yohanes Paulus II, Bukan Jenazah yang Masih Utuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Shah Rukh Khan Meninggal Dunia

[HOAKS] Shah Rukh Khan Meninggal Dunia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten Satire soal Elon Musk Luncurkan Ponsel Pesaing iPhone

[KLARIFIKASI] Konten Satire soal Elon Musk Luncurkan Ponsel Pesaing iPhone

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten soal Khasiat Daun Calincing Gunakan Gambar Keliru

[KLARIFIKASI] Konten soal Khasiat Daun Calincing Gunakan Gambar Keliru

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com