Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia diklaim membawa virus yang membentuk genetik lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Selain itu, penyebaran nyamuk berbakteri wolbachia diklaim mampu menyebabkan kerusakan genetik.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Klaim soal nyamuk berbakteri wolbachia membawa virus LGBT ditemukan di akun Facebook ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 15 November 2023.
Penyebaran nyamuk wolbachia adalah misi bill gates sebagai bapak LGBT sedunia,utk membentuk genetik LGBT melalui nyamuk tsb,yg mana Wolbachia berasal dari lalat drosophila,manusia akan jd vektor mekanik penyebar kerusakan genetik laki2 feminim.
Mereka itu antek dajjal, kalau mereka bilang baik, padahal itu adalah buruk. Jangan mau dibodohi dengan mereka...emang mereka pikir siapa mereka.
Sementara, akun lainnya mengunggah video di mana seorang pria bicara soal nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia ditakutkan membawa virus LGBT.
"Memang yakin yang disuntik cuma bakteri wolbachia? Urusannya sama demam berdarah. Bagaimana kalau dia suntikan juga telur nyamuk itu. Virus-virus yang lain, misalnya virus LGBT disuntik. Siapa yang tahu? Itu kan terjadinya 5-10 tahun ke depan baru gejala itu muncul," kata pria dalam video.
Video tersebut mendapat lebih dari 1.000 reaksi, 1.700 komentar, dan ditonton oleh lebih dari 133.000 orang.
Penelitian awal nyamuk dengan bakteri wolbachia di Indonesia pertama kali dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, dengan dukungan yayasan filantropi Tahija.
Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad tergabung dalam riset tersebut selama lebih dari 10 tahun.
Melalui kanal YouTube Center for Tropical Medicine, 18 November 2023, Riris meluruskan berbagai narasi keliru seputar nyamuk dengan bakteri wolbachia.
Ia memastikan, tidak ada rekayasa genetik baik terhadap bakterinya maupun terhadap nyamuknya.
Bakteri yang ditemukan dalam Aedes aegypti sama dengan bakteri yang ditemukan di tubuh Drosophila melanogaster, lalat buah sumber bakteri wolbachia diambil.
"Dan nyamuk yang diberi wolbachia itu secara genetik sama persis dengan nyamuk yang tidak punya wolbachia," kata Riris.
Nyamuk dengan bakteri wolbachia tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kemampuan reproduksi dan orientasi seksual manusia.
Riris menjelaskan, secara biologis proses reproduksi serangga sama sekali berbeda dengan proses reproduksi mamalia, apalagi proses reproduksi manusia.
"Wolbachia hanya bisa hidup di dalam sel tubuh serangga. Dia tidak bisa ada di luar sel hidupnya apalagi kemudian masuk ke dalam tubuh manusia, karena dia akan mati," jelasnya.
Sehingga, wolbachia tidak mungkin mengubah kemampuan reproduksi manusia karena akan langsung mati ketika keluar dari sel hidupnya.
Hal senada disampaikan peneliti bakteri wolbachia dan demam berdarah dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Adi Utarini.
"Bakteri wolbachia di tubuh nyamuk itu tidak bisa berpindah ke serangga lain, begitu pula tidak bisa berpindah ke manusia. Jadi, dia tetap berada di sel nyamuk Aedes aegypti," kata Utarini, Senin (20/11/2023), dikutip dari Kompas.com.
Narasi soal nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia membawa virus LGBT merupakan hoaks.
Bakteri wolbachia dalam nyamuk tidak dapat berpindah ke manusia. Bakteri wolbachia tidak memengaruhi proses reproduksi dan orientasi seksual manusia.
Peneliti memastikan tidak ada perubahan atau rekayasa genetik pada nyamuk dengan bakteri wolbachia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.