[HOAKS] Prabowo Tantang Jokowi Perang Terbuka

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan memuat narasi soal tantangan perang terbuka dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo.

Namun setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi soal Prabowo menantang Jokowi perang terbuka muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini.

Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 8 menit 12 detik pada 16 September 2023 dengan judul:

ME-RIN-DING TAN-TA-NG JOKOWI PE-RA-NG TERBUKA, DETIK-DETIK PRABOWO DI SIKAPI TEGAS PIHAK ISTANA.

Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Prabowo menantang perangan Jokowi secara terbuka

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut berisi opini mengenai Prabowo dan tidak ada informasi mengenai tantangan perang terbuka.

Narator video membacakan artikel di laman Seword.com ini berjudul “Menhan Prabowo, Kesalahan Terbesar Presiden Jokowi”. 

Artikel tersebut memuat opini soal kesalahan Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

Dalam artikel disebutkan, Prabowo tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai Menhan seperti halnya dalam mengelola anggaran belanja.

Sementara, beberapa klip dalam video tidak terkait dengan narasi tantangan perang terbuka dari Prabowo kepada Jokowi.

Salah satu klip pada awal video yang menampilkan aktivis hak asasi manusia sekaligus inisiator Aksi Kamisan, Maria Katarina Sumarsih, merupakan cuplikan dari kanal YouTube BBC Indonesia ini.

Dalam video, Sumarsih mengkritik keputusan Presiden Jokowi yang mengangkat Prabowo sebagai Menhan pada 2019.

Menurut Sumarsih, Prabowo merupakan terduga pelaku pelanggaran HAM yang terlibat penculikan aktivis demokrasi 1997-1998.

Kesimpulan

Narasi soal tantangan perang terbuka dari Prabowo kepada Jokowi merupakan hoaks. Tidak ada kesesuaian antara judul dan isi video.

Narator hanya membahas opini yang menilai Jokowi membuat kesalahan dengan menunjuk Prabowo sebagai Menhan.