KOMPAS.com - Sepak bola tidak hanya dinikmati dan melibatkan laki-laki. Berkembangnya zaman membuat banyak perempuan ikut berkecimpung di olahraga paling populer di dunia itu.
Di berbagai negara, bermunculan talenta sepak bola perempuan yang menorehkan prestasi.
Selain menjadi pemain, banyak pula perempuan yang memutuskan untuk menjadi wasit sepak bola. Kemampuan mereka sebagai pengadil di lapangan tidak bisa dianggap sebelah mata.
Beberapa dari mereka bahkan dipercaya menjadi wasit di sejumlah pertandingan penting, termasuk Piala Dunia Qatar tahun ini.
Dari 36 wasit utama Piala Dunia 2022 Qatar, terselip tiga nama perempuan di dalamnya. Mereka adalah Yamashita Yoshimi, Salima Mukansanga, dan Stephanie Frappart.
Baca juga: Profil Pierluigi Collina: Wasit Legendaris di Balik Lamanya Injury Time Laga Piala Dunia 2022
Kepala wasit FIFA, Pierluigi Collina mengatakan bahwa mereka ditunjuk menjadi wasit bukan karena perempuan, tetapi karena mereka adalah ofisial pertandingan.
"Anda di sini bukan karena perempuan, tetapi ofisial pertandingan FIFA. Semua ofisial pertandingan bisa ditunjuk untuk semua pertandingan. Jika ada larangan, itu pembatasan terkait peran mereka di sini," ujar Collina dilansir dari Daily Mail.
Lantas bagaimanakah kiprah ketiga wasit perempuan tersebut, sehingga mereka ditunjuk menjadi pengadil di Piala Dunia 2022 Qatar ? Berikut rangkumannya
Perempuan Jepang ini kembali ditunjuk menjadi wasit Piala Dunia, setelah sebelumnya juga tampil di Piala Dunia Putri 2019 Prancis.
Namun kali ini ia akan memperoleh tantangan baru karena akan memimpin Piala Dunia yang diikuti pesepak bola putra.
Yamashita tampaknya tidak akan kesulitan, karena ia telah memiliki pengalaman memimpin pertandingan penting yang diikuti pesepak bola putra. Yamashita pernah memimpin pertandingan di Olimpiade 2020 antara Amerika Serikat dan Swedia.
Baca juga: 6 Serba Pertama di Piala Dunia 2022, dari Teknologi Offside hingga Wasit Wanita
Menjadi wasit di Qatar bukan satu-satunya prestasinya tahun ini. Sebelumnya,
Yamashita menjadi wasit perempuan pertama yang memimpin Liga Champions Asia.
Perempuan berusia 36 tahun ini pun menikmati kesempatan untuk menjadi bagian dari sejarah Piala Dunia, terlepas dari tekanan yang menyertainya.
"Hampir tidak ada wasit perempuan di Timur Tengah, jadi saya ingin melihat perubahan itu, dengan Piala Dunia Qatar sebagai katalisnya," ujar Yamashita dilansir dari Olympics.
"Fakta perempuan memimpin untuk pertama kalinya di Piala Dunia pria adalah tanda bagi orang lain bahwa potensi perempuan selalu berkembang dan itu adalah sesuatu yang juga saya rasakan dengan kuat," ujar dia.
Baca juga: Fakta Pemain di Piala Dunia Qatar, dari Termuda hingga Gol Terbanyak
Wasit asal Rwanda, Salima Mukansanga, telah memimpin pertandingan yang diselenggarakan oleh FIFA sejak 2012. Ia merupakan wasit yang berbakat.
Namun, ternyata dulunya ia tidak pernah bercita-cita menjadi wasit. Saat muda ia justru berkeinginan menjadi pemain basket profesional.
Karena keterbatasan fasilitas bola basket di negaranya, ia akhirnya banting setir untuk berkarier di dunia sepak bola sebagai wasit. Ia pun tidak menyesali keputusannya itu.
"Saya menyukai bola basket dan ingin melakukannya dengan sangat serius. Tapi akses ke infrastruktur bola basket sulit, itulah mengapa saya menjadi wasit, yang juga tidak pernah saya sesali, " ujar Salima.
Keputusan itu membawanya ke Piala Dunia perempuan 2019, Olimpiade Tokyo 2020, dan sekarang Qatar.
Baca juga: Berapa Bayaran Wasit Per Pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar?
Sama seperti Yamashita, dia juga terlibat dalam Olimpiade Tokyo 2020 tahun lalu. Mukansanga sudah tidak asing lagi di pentas dunia, setelah juga memimpin di Piala Afrika putra awal tahun ini.
Salima pun merasa bangga bisa menjadi salah satu wasit di Piala Dunia, karena merupakan salah satu impiannya.
"Memimpin Piala Dunia adalah impian setiap wasit," tuturnya.
Stephanie Frappart bisa dibilang menjadi salah satu wasit perempuan yang paling populer. Ia mendapat banyak perhatian ketika memimpin laga Piala Super Eropa antara Liverpool dan Chelsea tahun 2019.
Pada 2020 Frappart membuat gebrakan di dunia wasit, dengan mencatatkan namanya di buku sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin pertandingan Liga Champions Eropa putra.
Setahun kemudian, Frappart memimpin laga antara Atletico Madrid menghadapi Chelsea di leg kedua babak 16 besar Liga Champion Eropa putri.
Sebelum diumumkan menjadi wasit di Piala Dunia Qatar, ia juga menjadi di wasit final Coupe de France 2022.
Frappart telah meraih penghargaan Wasit perempuan Terbaik Dunia IFFHS tiga tahun berturut-turut sejak 2019.
Dia pun berharap ke depan setiap negara memiliki wasit perempuan, setelah mereka dilibatkan menjadi bagian dari Piala Dunia 2022 Qatar
"Ini pertanda kuat dari FIFA dan pihak berwenang untuk memiliki wasit perempuan di negara itu (Qatar), " tutur Frappart.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.