Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Ukraina Ancam Menarik Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 11/03/2022, 19:22 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang menyebutkan Ukraina mengancam menarik kemerdekaan Indonesia.

Informasi itu beredar dalam bentuk video.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidak benar dan termasuk dalam kategori narasi menyesatkan.

Narasi yang beredar

Informasi yang menyebutkan Ukraina mengancam menarik kemerdekaan Indonesia dibagikan di Facebook oleh akun ini.

Berikut narasi yang dibagikan:

Ngelawak !! Tolak Resolusi P.BB, Ukra1na Ancm Tarik Kemerdekaan Indonesia, Anda Siapa || Berita Terkini

Selain membagikan narasi tersebut, akun itu juga membagikan video berdurasi 9 menit.

Penelusuran Kompas.com

Untuk memverifikasi kebenaran informasi yang menyebutkan Ukraina mengancam menarik kemerdekaan Indonesia, Tim Cek Fakta Kompas.com mencermati video yang dibagikan akun Facebook itu.

Setelah menyimak video itu hingga tuntas, Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan adanya informasi yang menyebutkan Ukraina mengancam menarik kemerdekaan Indonesia.

Video itu berisi kutipan-kutipan dari beberapa media, antara lain, Kompas.com dan Detik.com.

Berita Kompas.com yang dikutip dalam video tersebut adalah pemberitaan 4 Maret 2022, yang berjudul Indonesia Dinilai Tak Berpihak ke Ukraina meski Setujui Resolusi PBB, Ini Alasannya...

Sedangkan berita Detik.com yang dikutip adalah pemberitaan berjudul Hanya Indonesia yang Dinilai Mampu Akhiri Invasi Rusia ke Ukraina yang dipublikasikan pada 25 Februari 2022.

Dari hasil pengecekan Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu mengandung tiga informasi utama yang dikutip dari pemberitaan sejumlah media, yaitu:

1. Pendapat anggota Komisi I DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan, Irine Yusiana Roba Putri

Video itu mengutip pendapat Irine yang dimuat di pemberitaan Kompas.com, 4 Maret 2022.

Irine tidak sepakat bila Indonesia disebut memihak kepada Ukraina meski mendukung Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyesalkan agresi Rusia.

Resolusi ini juga menuntut "penyelesaian dalam istilah yang paling keras atas agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina".

Sekalipun tak mengikat secara hukum, Resolusi PBB yang dikeluarkan pada Rabu (2/3/2022) meminta agar Rusia segera menghentikan penggunaan kekuatan militernya terhadap Ukraina tanpa syarat apa pun.

Menurut Irine, keputusan Indonesia mendukung Resolusi PBB merupakan wujud dukungan terhadap prinsip hukum internasional dan Piagam PBB, terutama penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

2. Pendapat pakar hukum internasional, Hikmahanto Juwana

Video itu mengutip pendapat Hikmahanto dimuat di pemberitaan Kompas.com, 4 Maret 2022.

Hikmahanto mengatakan, keputusan Indonesia yang menyayangkan agresi Rusia terhadap Ukraina hanya mengekor sikap Amerika dan sekutunya.

Menurut dia, Indonesia seharusnya tetap pada posisi "netral" dengan tidak menunjukkan keberpihakan.

"Dengan posisi mendukung berarti Indonesia hanya mengekor AS dan kawan-kawan. Sebagai negara yang menjalankan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, seharusnya Indonesia menjaga jarak yang sama dalam perseteruan antara Ukraina dan Rusia," kata pakar hukum internasional, Hikmahanto Juwana

3. Pendapat pakar hukum internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah

Video itu mengutip pendapat Teuku Rezasyah yang dimuat di pemberitaan Detik.com, 25 Februari 2022.

Rezasyah mengatakan, Indonesia harus bisa menjadi negara yang berdiri 'di tengah-tengah' Rusia dan Ukraina, yang 'kaya' dengan ide-ide untuk mengakhiri peperangan antara Rusia dengan Ukraina.

"Di tengah juga harus kaya dengan ide. Nggak bisa mengatakan diam di tengah-tengah, tapi angin berhembus kencang dari depan, belakang, kiri dan kanan," kata Rezasyah.

"Indonesia harus punya ide, bagaimana solusinya. Karena sekarang hanya Indonesia yang bisa diharapkan, bisa memberikan jalan tengah, ataupun jalan yang bisa mengakhiri tanpa adanya keruwetan lebih lanjut," tuturnya menambahkan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang disertai narasi ancaman pencabutan kemerdekaan Indonesia oleh Ukraina adalah hoaks.

Setelah menyimak video itu hingga tuntas, Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan adanya informasi yang menyebutkan Ukraina mengancam menarik kemerdekaan Indonesia.

Narasi dalam video itu merupakan kutipan berita dari sejumlah media, antara lain, pemberitaan dari Kompas.com dan Detik.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com