KOMPAS.com - Harapan Indonesia untuk kembali berprestasi di Piala Uber kembali tumbuh. Tim bulu tangkis putri Indonesia berhasil melaju ke final usai mengalahkan Korea Selatan di semifinal dengan skor 3-2, pada Sabtu (4/5/2024).
Kemenangan atas Korsel menjadi hal yang spesial bagi Indonesia. Sebab sejak 2008 mereka tidak pernah melaju sampai babak puncak dan gagal membendung dominasi China.
Di partai final, Indonesia akan kembali mendapat ujian berat karena harus berhadapan dengan China.
Jika mampu mengalahkan China di final pada Minggu (5/5/2024), Indonesia akan membuat sejarah, karena sudah 28 tahun Indonesia tidak mendapat gelar di Piala Uber.
Terakhir kali, Indonesia meraih Piala Uber pada 1996 saat masih diperkuat beberapa legenda, seperti Susi Susanti dan Mia Audina.
Gelar Uber Cup 1996
Indonesia datang ke Hongkong dengan menyandang status juara Piala Uber 1994.
Kendati begitu, Indonesia tidak diunggulkan untuk menjadi juara Piala Uber 1996, sebab, kekuatan tim putri Korea dan China dianggap cukup merata.
Namun, di luar dugaan Susi Susanti dan kawan-kawan berhasil membuat kejutan dengan mengalahkan Korea di semifinal dan menundukkan China 4-1 di final.
Diberitakan Harian Kompas edisi 26 Mei 1996, di partai final melawan China, Indonesia menurunkan Susi Susanti sebagai wakil pertama.
Susi berhadapan dengan tunggal putri andalan China, Ye Zhaoying. Pada set pertama Susi harus tumbang dari Zhaoying dengan angka telak 4-11.
Di set kedua, Susi menerapakan taktik berbeda. Ia lebih sabar dalam menghadapai permainan Ye Zhaoying.
Susi dengan cerdik membuat variasi dengan permainan menyerang. Hasilnya Susi menang dengan angka 11-5.
Pada set ketiga Susi masih menerapkan taktik yang sama dan kembali menumbangkan Ye Zhaoying 11-5. Skor 1-0 untuk Indonesia.
Di partai kedua, Indonesia menurunkan ganda putri Zelin Resiana dan Elyza. Sayangya Zelin dan Elyza gagal meneruskan kemenangan Susi Susanti.
Mereka tumbang dari ganda putri peringkat satu dunia Gu Jun dan Ge Fei dalam permainan rubber-set 15-7, 8-15, 12-15. Skor menjadi 1-1.
Kemudian pada partai ketiga, Indonesia menurunkan Mia Audina yang sempat diragukan tampil karena cedera.
Namun, Mia tampil impresif dalam pertandingan tersebut dengan mengalahkan Wang Chen dua set langsung, 11-4, 11-6.
Kemenangan itu menjadi balasan dari Mia yang sebelumnya kalah dari Wang Cheng ketika bertemu di babak penyisihan grup Uber Cup 1996. Skor 2-1 untuk Indonesia.
Di partai keempat, ganda putri Indonesia Lily Tampi dan Finarsih berhasil menumbangkan pasangan China Tang Yongshu dan Qin Yiyuan dua set langsung 15-9, 15-10.
Dalam pertandingan tersebut, Lily dan Finarsih bermain menyerang dengan tempo tinggi yang membuat pasangan China kewalahan. Skor menjadi 3-1 untuk Indonesia.
Kemenangan Lily dan Finarsih memastikan Indonesia kembali meraih gelar Piala Uber secara berturut-turut.
Seusai pertandingan, Lily dan Finarsih mengaku bangga karena bisa menjadi penentu kemenangan Indonesia di partai final.
"Kami bangga bisa merebut angka yang menentukan bagi tim," ujar Lily Tampi dan Finarsih.
Bagi Lily pertandingan tersebut adalah penampilan terakhirnya di Piala Uber, karena setelah Olimpiade Atlanta dia berencana menikah dan hanya akan tampil di ganda campuran.
Sementara, partai kelima yang menampilkan Meiluawati melawan Zhang Ning menjadi tidak berarti. Namun Meiluawati berhasil melengkapi kemenangan tim Indonesia menjadi 4-1.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/05/04/180600082/kilas-balik-indonesia-juarai-piala-uber-1996-taklukkan-china-di-final