Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Smes "Mematikan" Liem Swie King...

KOMPAS.com - Pukulan keras menukik dan mematikan menjadi ciri khas pebulu tangkis legendaris Indonesia, Liem Swie King. Tak heran jika pria kelahiran Kudus, 28 Februari 1956, itu mendapat julukan "Raja Smes".

Smes milik King disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah bulu tangkis, bahkan diakui sebagai pukulan yang paling agresif. Gaya smes melompat andalannya kerap menyulitkan lawan.

Dikutip dari Harian Kompas edisi 19 April 1979, Lembaga Kesehatan Olahraga Inggris mengembangkan penelitian tentang keistimewaan para pemain bulu tangkis Indonesia.

Salah satunya yakni teknik smes Liem Swie King. Smes yang dilontarkan dengan memutar tubuh hampir ke belakang ala King itu diketahui membutuhkan keistimewaan otot perut.

King mengatakan, pukulannya itu tidak mudah ditiru. Untuk bisa melakukanya, seorang atlet membutuhkan latihan yang lama atau dipelajari sejak dini.

King mengaku tidak kahwatir jika ada negara lain yang berusaha mempelajari teknik smesnya. Sebab, ia yakin setiap pemain punya keistimewaan masing-masing, seperti halnya Rudy Hartono dengan pukulan lobnya.

“Ya saya tidak takut. Khawatir sih tidak, tapi sebaiknya kita juga harus memulai usaha semacam itu,” kata King, dikutip dari Harian Kompas edisi 26 Apri 1979.

King mengatakan, para pemain bulu tangkis Indonesia memiliki bakat yang alamiah, termasuk dirinya yang memiliki smes mematikan. Namun ia menekankan, bakat itu akan semakin terasah jika didukung dengan pembinaan yang maksimal.

All England 1976

King mempelajari bulu tangkis sejak usia dini dari sang ayah. Dalam Harian Kompas edisi 15 Agustus 1973 disebutkan bahwa dua kakaknya, Megah Inawati dan Idawati, merupakan atlet bulu tangkis Indonesia. Keduanya sangat berpengaruh terhadap karier King.

Untuk mengembangkan bakatnya, King bergabung dengan Persatuan Bulu Tangkis (PB) Djarum Kudus. Di PB Djarum, karier King pun terus menanjak, sehingga ia dipercaya untuk mewakili Indonesia di kancah internasional.

Nama Lim Swie King mulai melejit di kancah internasional pada All England 1976. King yang masih berusia 20 tahun berhasil melaju hingga final.

Langkah Lim Swie King ditumbangkan oleh seniornya yang kerap menjadi langganan juara, Rudy Hartono.

Kendati gagal juara, King mendapat pujian lewat permainannya yang cepat, berani, dan kerap melancarkan smes keras. King akhirnya memperoleh gelar All England pertamanya pada 1978 dengan menumbangkan Rudy Hartono di final.

Banyak orang menganggap bahwa Rudy sengaja mengalah. Sebab di pertandingan itu Rudy tidak bermain apik dan sering melakukan kesalahan.

Dikutip dari Harian Kompas edisi 20 Maret 1978, dari 30 poin yang diperoleh oleh King, 23 diantaranya berasal dari kesalahan kontrol oleh Rudy.

Setelah pertandingan itu, beredar kabar bahwa King membisikkan terima kasih kepada Rudy Hartono di ruang ganti dengan perasaan haru.

Namun ketika ditanya oleh wartawan, Rudy membantah bahwa ia sengaja kalah dari King. Ia mengakui King tampil lebih baik darinya di partai final.

"Apakah benar Rudy, King bilang you kasih dia menang?" tanya wartawan.

"Siapa bilang? Saya kok yang main jelek," sanggah Rudy.

Rudy tak menyesali  kekalahan dari juniornya itu, karena pada akhirnya gelar All England tetap menjadi milik Indonesia.

Selama kariernya, King meraih tiga gelar All England, tahun 1978, 1979 dan 1981. 

Selain itu ia juga menyabet medali emas Asian Games 1978, serta meraih tiga medali emas Piala Thomas 1976, 1979, dan 1984. 

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/28/182000582/smes-mematikan-liem-swie-king

Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Konten soal Khasiat Daun Calincing Gunakan Gambar Keliru

[KLARIFIKASI] Konten soal Khasiat Daun Calincing Gunakan Gambar Keliru

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Penjemputan Jenazah Lukas Enembe, Bukan Demo di Cirebon

[KLARIFIKASI] Video Penjemputan Jenazah Lukas Enembe, Bukan Demo di Cirebon

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Unjuk Rasa Buruh Dinarasikan Menuntut Usut Kasus Vina

[KLARIFIKASI] Video Unjuk Rasa Buruh Dinarasikan Menuntut Usut Kasus Vina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Drone yang Berfungsi sebagai Toilet Ini Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Drone yang Berfungsi sebagai Toilet Ini Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Narasi Keliru soal Kucing Selamat dari Serangan Israel

[VIDEO] Narasi Keliru soal Kucing Selamat dari Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cangkir Semangka Starbucks Tidak Terkait Israel Vs Palestina

INFOGRAFIK: Cangkir Semangka Starbucks Tidak Terkait Israel Vs Palestina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Air Rebusan Daun Jeruk Purut Sembuhkan Sakit Gigi

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Air Rebusan Daun Jeruk Purut Sembuhkan Sakit Gigi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Bangkai Pesawat Malaysia Airlines MH370 di Dasar Laut

[HOAKS] Foto Bangkai Pesawat Malaysia Airlines MH370 di Dasar Laut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Emtek Group Bantah Siapkan Penampilan Anang Usai Laga Indonesia Vs Filipina

[KLARIFIKASI] Emtek Group Bantah Siapkan Penampilan Anang Usai Laga Indonesia Vs Filipina

Hoaks atau Fakta
Pentingnya Konteks dalam Mengidentifikasi Konten AI

Pentingnya Konteks dalam Mengidentifikasi Konten AI

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Kecelakaan di Yunani pada 2014, bukan Tabrakan Beruntun di Puncak

[KLARIFIKASI] Foto Kecelakaan di Yunani pada 2014, bukan Tabrakan Beruntun di Puncak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kematian 'Fat Cat' Ditetapkan sebagai Hari Lelaki Setia Sedunia

[HOAKS] Kematian "Fat Cat" Ditetapkan sebagai Hari Lelaki Setia Sedunia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Berita Kedatangan Transmigran pada 2021, Aceh Bukan Daerah Termiskin

[KLARIFIKASI] Berita Kedatangan Transmigran pada 2021, Aceh Bukan Daerah Termiskin

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Karni Ilyas Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Video Karni Ilyas Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Mundur dari Kabinet

[HOAKS] Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Mundur dari Kabinet

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke