KOMPAS.com - Ketegangan di kawasan Eropa Timur terus meningkat dari hari ke hari.
Suasana tegang yang dipicu oleh memanasnya hubungan antara Rusia dan Ukraina ini bahkan membuat sejumlah negara mengantisipasi terjadinya konflik bersenjata.
Rusia diketahui telah menempatkan 100.000 prajuritnya di sepanjang perbatasan Ukraina.
Merespons ketegangan ini, sejumlah negara Barat telah mengirimkan bantuan, termasuk persenjataan dan logistik, untuk menunjukkan dukungan pada Ukraina.
Amerika Serikat bahkan telah mengerahkan ribuan prajuritnya ke Eropa Timur untuk mengantisipasi wilayah tersebut dari potensi konflik yang mungkin terjadi.
Kekuatan militer Ukraina vs Rusia
Rusia dan Ukraina merupakan dua negara besar Eropa yang sebelumnya merupakan bagian dari Union of Soviet Socialist Republics (USSR) atau Uni Soviet.
Setelah keruntuhan Uni Soviet pada 1991, Ukraina menjadi negara merdeka dan memutuskan berjarak dari Rusia.
Hubungan Ukraina-Rusia kerap mengalami pasang-surut, dan ketegangan baru-baru ini bukan yang kali pertama terjadi di antara kedua negara.
Dari segi kekuatan militer, Rusia adalah salah satu negara dengan militer terkuat di dunia, lebih unggul dari Ukraina.
Data dari Stockholm International Peace Research (SIPRI) menyebutkan, Rusia menghabiskan lebih banyak uang untuk belanja militer dibanding Ukraina.
Rusia menghabiskan 61,7 miliar dollar AS pada tahun 2020 untuk belanja militer atau 11,4 persen dari total anggaran belanja negara.
Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama Ukraina menghabiskan 5,9 miliar dollar AS untuk militernya atau 8,8 persen dari total anggaran belanja negara.
Berikut perbandingan kekuatan militer Ukraina vs Rusia:
Sumber: Al Jazeera | Ukraina | Rusia |
Personel aktif | 209.000 | 900.000 |
Personel cadangan | 900.000 | 2.000.000 |
Artileri | 2.040 | 7.571 |
Kendaraan lapis baja | 12.303 | 30.122 |
Tank | 2.596 | 12.420 |
Helikopter tempur | 34 | 544 |
Pesawat tempur | 98 | 1.511 |
Situasi di perbatasan Ukraina
Dilansir dari Al Jazeera, 25 Januari 2022, Rusia telah mengerahkan senjata dengan jarak serang yang mampu menjangkau Ukraina, termasuk sistem rudal balistik jarak pendek Iskander, sistem peluncuran roket, tank tempur dan artileri.
Sejumlah negara telah mengirimkan peralatan militer ke Ukraina, termasuk rudal anti-tank Javelin dari Estonia dan rudal anti-pesawat Stinger dari Latvia dan Lithuania.
Ukraina juga menggunakan drone Bayrakhtar buatan Turki untuk pengintaian.
Pada 24 Januari 2022, Ukraina menerima suplai senjata batch kedua dari Amerika Serikat sebagai bagian dari paket pertahanan senilai 200 juta dollar AS, yang disetujui oleh Presiden Joe Biden pada bulan Desember 2021.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (3/2/2022) hasil citra satelit yang diambil perusahaan teknologi Maxar memperlihatkan pergerakan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
Perusahaan yang berbasis di AS itu baru-baru ini merilis foto yang memperlihatkan peningkatan kekuatan di sejumlah kamp yang dirancang untuk menampung pasukan Rusia di dekat Ukraina.
Seorang juru bicara Maxar mengatakan, peralatan atau unit militer telah dikerahkan di dekat garnisun-garnisun militer Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Pada beberapa bulan sebelumnya, area yang sama terlihat kosong sebagaimana citra satelit yang diambil oleh Maxar pada 15 September 2021.
Namun, seorang analis dari perusahaan intelijen global Janes mengatakan kepada Sky News bahwa tenda-tenda di Novoozerne tidak terkait dengan latihan ini.
Ia menilai, penyebaran tidak selalu terkait dengan latihan. Selain itu, lokasi kamp tersebut cukup jauh dari tempat pelatihan resmi di Crimea.
“Ini relevan karena situs ini menampung peralatan milik unit yang dikerahkan ke Crimea dari daerah Kaukasus pada 2021. Peralatan ini tetap berada di lokasi dengan aktivitas yang relatif sedikit sampai sekarang,” katanya.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/02/05/100400982/kabar-data-perbandingan-kekuatan-militer-ukraina-vs-rusia