Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes RI Jawab Pertanyaan Krusial Soal Peran NHS di Kisruh All England

Kompas.com - 20/03/2021, 13:03 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Dubes RI untuk Inggris, Desra Percaya, mengungkapkan isi komunikasi dengan pihak NHS (Otoritas Kesehatan Inggris) terkait kisruh dan perlakuan diskriminatif yang diterima kontingen Indonesia di All England 2021.

Dubes Desra Percaya mendapat jawaban dari NHS perihal protokol kesehatan yang harus dijalani para pemain Indonesia.

Ia juga mendapat informasi mengenai beberapa kejanggalan perlakuan terhadap kontingen Indonesia berbanding dengan peserta dari negara lain.

Dubes Desra menekankan bahwa NHS punya peraturan jelas dan ketat dengan mempertimbangkan apa sih yang terjadi di Inggris.

Apalagi, angka positif di Inggris masih naik terutama karena ada beberapa varian virus baru. Selain varian dari Inggris sendiri, ada juga varian Brasil, Afrika Selatan, dan terakhir Filipina.

Baca juga: Dubes RI Ingin Pemerintah dan PBSI Boikot All England, tetapi....

Oleh karena itu, NHS dibilang menerapkan konteks protokol tracking dan tracing ketat.

Melansir data dari Universitas Johns Hopkins, Inggris Raya memiliki jumah kasus Covid-19 terbesar di Eropa dan tertinggi keenam di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, India, dan Rusia.

Mendapat fakta ini, sang Duta Besar pun bertanya mengenai protokol kesehatan NHS bagi pendatang di mana semua penumpang harus menjalani karantina mandiri apabila ada penumpang yang terdeteksi positif.

Ada dua kisruh dari hal ini karena ada pemain Turki Neslihan Yigit yang sempat dijadwalkan bermain pada Kamis (18/3/2021) atau sehari setelah timnas Indonesia dipaksa mengundurkan diri walau pun Yigit juga berada dalam pesawat sama dengan kontingen Merah Putih.

Pada akhirnya, Yigit pun mundur setelah ia melapor ke pihak BWF dan All England pada Kamis pagi.

Baca juga: Marcus Gideon: Kami Tak Boleh Naik Bus dan Lift, Panitia Lepas Tangan!

Kedua adalah fakta bahwa ada empat orang dari kontignen Indonesia yang tidak mendapat surat elektronik dari NHS kendati mereka satu pesawat.

"Saya sampaikan pertanyaan pertama, yakni soal pebulu tangkis Turki di pesawat. Betul kata mereka, semua akan dikarantina dan disebut sebagai close contact sehingga harus menjalani 10 hari karantina," tuturnya dalam konferensi pers virtual via KBRI London TV.

"Terus saya kejar, kenapa hanya 20 orang dari tim kita yang terima (surel dari NHS) dan empat lain tidak? Mereka jawabnya ini tergantung dari bagaimana seorang penumpang mengisi formulir passengger locater."

Baca juga: Kode Keras dari Pemunduran Paksa Indonesia di All England 2021

"Keakuratan pengisian ini juga menentukan dan artinya apa? mayoritas ini disiplin mengisi dengan benar dan penumpang yang lainnya itu harus ditrace menurut dia"

Sang Dubes pun bertanya lagi mengapa tujuh pemain dan staff pelatih dari tiga negara bisa melakoni tes ulang yang menyebabkan turnamen sempat tertunda.

All England 2021 baru berjalan pada Rabu (17/3/2021) setelah semua peserta mendapat hasil negatif.

NHS menjawab bahwa prosedur pengujian ulang kmbali kepada BWF dan penyelenggara.

"Penyelenggara tentu saja melakukan PCR bukan lewat NHS langsung, pasti lewat outsourcing," tuturnya.

"Dalam hal ini NHS menengarai, ada hasil tes tidak konklusif. Jadi, NHS bilang, 'No, harus dites lagi itu dites oleh lab (laboratorioum) yang lebih kredibel. Itu yang terjadi."

Baca juga: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, Hariyanto Arbi Smes BWF

Dubes Desra juga mempertanyakan kalau secara logika, ketika panitia "kelupaan" atau tidak tahu perihal kondisi pemain Turki yang satu pesawat dengan Indonesia seharusnya dilakukan tes PCR kepada semua peserta lain.

"Dalam hal ini NSH memahami dan meminta dilakukan tes PCR kepada semua peserta. Itu tanggapan NHS terhadap komplain yang kami sampaikan," ujarnya lagi.

Panitia All England dan BWF memang menjalankan PCR Swab Test pada Kamis, sehari setelah tim Indonesia dipaksa mundur dari turnamen dan masuk karantina mandiri.

Hasilnya diumumkan pada Sabtu (20/3/2021) dengan semua peserta dikatakan negatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com