Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah All England Open, Mengapa Begitu Prestisius bagi Indonesia?

Kompas.com - Diperbarui 14/03/2022, 05:34 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Turnamen tertua di arena bulu tangkis, All England 2022, segera bergulir. Indonesia dan sejumlah negara lain akan ambil bagian.

All England Open merupakan turnamen paling bergengsi di dunia bulu tangkis.

Bukan hanya masuk kategori BWF Super 1000, melainkan juga sejarah turnamen di Inggris tersebut.

Ajang ini merupakan turnamen paling tua di dunia olahraga.

Baca juga: Sejarah All England, 5 Pebulu Tangkis Indonesia dengan Gelar Terbanyak

Melansir laman resmi All England, turnamen tersebut kali pertama dihelat di Guildford pada tahun 1898 yang kemudian berlanjut pada 4 April 1899.

Kala itu, nomor perlombaan baru ada tiga kategori, yakni ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Adapun sektor tunggal putra dan tunggal putri baru diikutsertakan pada 1900.

Pada dua penyelenggaraan pertamanya, All England bernama "Badminton Association Tournament".

Baca juga: Regulasi Ukuran Lapangan Bulu Tangkis Standar BWF

Kemudian, usai penyelenggaraan Piala Thomas pertama pada 1949 sampai 1977 di mana Federasi Bulutangkis Internasional meluncurkan kejuaraan resmi pertamanya.

Sementara All England dianggap sebagai Kejuaraan Dunia Bulutangkis saat itu.

Selama sejarah penyelenggaraannya, All England sempat terhenti dua kali diselenggarakan dikarenakan Perang Dunia I (1915 - 1919) dan Perang Dunia II (1940 -1946).

Sejak tahun 1984, All England resmi mengikat sponsor eksklusif dengan raksasa perlengkapan bulu tangkis, Yonex.

Baca juga: 3 Teknik Dasar Servis Bulu Tangkis, Termasuk Flick Service ala Kevin Sanjaya

Tak heran jika hingga saat ini nama Yonex selalu tersemat, bahkan ada dalam logo All England.

Melihat sejarah tersebut, All England tentu begitu prestisius karena tak banyak yang bisa bertanding di kategori Super 1000 sekaligus tertua di dunia.

Di sisi lain, nama-nama pebulu tangkis Indonesia juga akrab dengan prestasi di All England.

Setidaknya ada pebulu tangkis yang "merajai" All England pada masanya, yakni:

  1. Rudy Hartono - 8 gelar (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, 1976)
  2. Tjun Tjun/Johan Wahjudi - 6 gelar (1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980)
  3. Susy Susanti - 4 gelar (1990, 1991, 1993, 1994)
  4. Liem Swie King - 3 gelar (1978, 1979, 1981)
  5. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir - 3 gelar (2012, 2013, 2014)

Adapun Indonesia sejak 1979 hingga 2020 mengoleksi 46 gelar, yang terdiri dari 14 tunggal putra, 4 tunggal putri, 20 ganda putra, 2 ganda putri, dan 6 gelar di sektor ganda campuran.

Masih melansir laman resmi All England, sejarah lain turnamen ini adalah hanya digelar di delapan tempat, meliputi:

1899 - 1901 HQ London Scottish Regiment Drill Hall, Buckingham Gate
1902 - Crystal Palace, Sydenham, Kent
1903 - 1909 London Rifle Brigades City Headquarters, Bunhill Hill, London
1910 - 1939 The Royal Horticultural Hall, Vincent Square, London
1947 - 1949 Haringay Arena, London
1950 - 1956 Empress Hall, Earls Court, London
1957 - 1993 Wembley Arena, London
1994 - sekarang Barclaycard Arena (sebelumnya bernama National Indoor Arena), Birmingham

Akan tetapi, tahun ini Indonesia tak bisa menyumbang satu gelar pun. Alasannya karena dipaksa mundur setelah mendapat e-mail dari Pemerintah Inggris, Kamis (18/3/2021) pagi WIB.

E-mail tersebut berisikan informasi bahwa ada penumpang Turkish Airlines dari Istanbul ke Birmingham yang terpapar Covid-19 dan satu rombongan dengan tim Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com