Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pemain Brasil di Indonesia Masters: Tak Dibiayai Federasi, Mimpi Berlatih di Indonesia

KOMPAS.com – Tunggal putra Brasil, Ygor Coelho, menceritakan perjuangannya untuk bertanding di Indonesia Masters 2024.

Ygor Coelho tak bisa melanjutkan perjuangan di Indonesia Masters 2024 seusai kalah dari Leong Jun Hao (Malaysia) di babak kualifikasi.

Bertanding di Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa (23/1/2024), Ygor Coelho menelan kekalahan dari Leong Jun Hao melalui dua gim via skor 21-15, 20-22, dan 16-21.

Selepas pertandingan, Ygor Coelho mengungkapkan bahwa dirinya mengikuti kompetisi tanpa dibantu federasi bulu tangkis Brasil.

Tunggal putra kelahiran Rio De Janeiro itu mengatakan, mendapatkan banyak bantuan dari sponsor untuk mentas di Indonesia Masters 2024.

“Sekarang, saya bayar sendiri untuk datang ke sini, lalu di Thailand, saya juga (bayar sendiri),” ujar Ygor Coelho kepada awak media, termasuk Kompas.com, di Istora Senayan pada Selasa (23/1/2024).

“Saya mempunyai tiga sponsor, dan kadang-kadang, saya datang ke Indonesia karena itu,” ungkap dia menambahkan.

“Namun, federasi tidak mendukung saya. Mereka akan memberikan dukungan untuk pertandingan di Amerika dan Eropa.”

Lebih lanjut, Ygor Coelho mengakui dirinya mempunyai mimpi untuk berlatih bulu tangkis Indonesia.

Meski begitu, Ygor Coelho menyadari bahwa Indonesia mempunyai banyak pebulu tangkis bertalenta.

“Jika saya punya kesempatan untuk berlatih di tim nasional (Indonesia), saya rasa saya akan datang,” tutur dia.

“Namun, saya rasa sangat sulit karena ada banyak pemain bagus, tetapi saya ingin datang berlatih di sini,” imbuhnya.

Sementara itu, Ygor Coelho mengakui bahwa dirinya merasa frustrasi saat bertanding melawan Leong Jun Hao karena tak bisa memanfaatkan momentum.

Padahal, pebulu tangkis berumur 27 tahun itu menjelaskan sudah mencoba mengerahkan seluruh kemampuan terbaik demi memetik kemenangan.

“Saya merasa frustrasi dengan diri saya karena saya memiliki momentum dan taktik yang baik,” katanya. 

“Namun, pada akhirnya saya terlalu banyak bermain di net dan dia menunggu. Saya juga merasa baik di net, tetapi saya harus mengekplorasi, membuatnya lebih tertekan,” kata dia.

“Kemudian, saya bisa mengeksplorasi permainan net saya, tetapi ini bagian dari permainan. Dia layak menang dan dia juga pemain bagus,” tuturnya.

https://www.kompas.com/badminton/read/2024/01/23/19125588/kisah-pemain-brasil-di-indonesia-masters-tak-dibiayai-federasi-mimpi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke