KOMPAS.com - Legenda bulu tangkis Indonesia sekaligus peraih emas Olimpiade, Greysia Polii, menuturkan bahwa ganda putri Indonesia saat ini sedang memasuki proses untuk menjadi dewasa.
Hal tersebut disampaikan oleh sang peraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo dalam sesi jumpa pers dengan awak media di Jakarta pada Rabu (2/8/2023) lalu.
"Saya tidak bisa bilang bahwa sedang tidak bagus prestasinya, bukan, tetapi mereka sedang dalam proses di mana mereka ingin menjadi dewasa," kata Greysia kepada awak media, termasuk Kompas.com.
"Dan sekarang prestasinya (ganda putri) sedang tidak baik-baik saja, saya tidak bisa menjudge mereka karena tahu (masalahnya). Mereka curhat semuanya ke saya," ungkapnya.
Greysia pun menjelaskan bahwa faktor mental masih menjadi hal yang cukup menghantui ganda putri Indonesia kala bertanding dalam turnamen bulu tangkis dunia.
Peraih medali emas Olimpiade 2020 yang kini menjabat sebagai Ketua Komite Atlet BWF itu mengatakan bahwa ganda putri Indonesia masih memiliki rasa kalah ketika bertanding menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat seperti China, Korea Selatan, dan juga Jepang.
"Tapi yang memang masih mendarah daging dan hal yang jadi poin besar adalah kadang-ladang ganda putri Indonesia ini ketika melihat China atau lawan-lawan yang lebih kuat itu masih kayak, 'duh, gue bisa gak ya? ini'," jelas Greysia.
Dirinya pun menuturkan dan kerap memberikan pesan kepada ganda putri Indonesia bahwa kualitas mereka tidak ada kalahnya dengan negara-negara kuat seperti China dan Korea Selatan.
"Bicara soal Fadia ini kan kalau kita lihat dia baru dipasangkan dengan Apri dan hebatnya adalah mereka bisa langsung jadi juara dan berprestasi, saya sudah senang di situ karena membuktikan bahwa Fadia atau ganda putri lainnya itu tidak kalah sama yang lain," puji mantan tandem Apriyani Rahayu itu.
"Jadi dia membuka mata sendiri, kadang-kadang saya ingatkan kepada mereka, kalian gak ada kalah power, kalah fisik, dan lain-lain. Gak ada kalahnya dari negara-negara yang lain," imbuhnya.
"Kadang-kadang memang harus dirubah itu cara berpikirnya bahwa mereka itu mempunyai bakat yang baik, gak kalah baik dengan negara-negara seperti itu. Jadi, otomatis harus dari diri mereka sendiri," tegas ibu satu anak tersebut.
Dirinya pun menjelaskan konsistensi prestasi ganda putri dari China dan Korea Selatan juga terbentuk karena banyaknya ganda putri berkualitas yang bisa saling mendulang prestasi.
"Karena kalau kita melihat sekarang ke Jepang, Korea, dan China, mereka bisa konsisten prestasinya karena yang juara itu beda-beda," tuturnya.
"Kemarin tuh yang juara (di Japan Open), si Kim So Yeong/Kong Hee Yong. Di Indonesia (Open) pun siapa yang juara? Baek Ha Na/Lee So Hee," lanjut mantan pebulu tangkis berusia 35 tahun tersebut.
Greysia menjelaskan contoh konkrit dari ganda putra Indonesia yang begitu banyaknya dan mampu memberikan kontribusi dari satu turnamen ke turnamen lainnya.
"Ketika kita bahas di ganda putra, dari dulu begitu luar biasa bagusnya Indonesia. Apalagi kalau kita lihat ada enam pasangan. Belum lagi juga sekarang ada rising star tuh, yang lagi muncul."
"Sekarang Kevin/Gideon lagi goyah, ada Fajar/Rian sama Leo/Daniel yang naik. Itu regenerasinya luar biasa baik," jelasnya.
Adapun dirinya berharap agar ganda putri Indonesia dapat berusaha memberikan yang terbaik dan menjaga agar prestasi mereka dalam hegemoni ganda putri dunia tidak segera hilang.
"Saya berharap banyak kepada ganda putri Indonesia ini untuk bisa mereka menjaga jalur estafet ini jangan sampai hilang."
"Jangan sampai yang telah dibangun dengan susah payah ini bisa sampai lepas begitu saja," tutur Greysia.
https://www.kompas.com/badminton/read/2023/08/03/16300078/singgung-prestasi-ganda-putri-indonesia-greysia-polii--kita-sedang