KOMPAS.com — Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) resmi mendatangkan Indra Wijaya, yang sebelumnya menangani tunggal putri Korea dan Malaysia, untuk menjadi pelatih kepala sektor tunggal putri Indonesia.
Legenda bulu tangkis Indonesia yang antara lain menjadi pemenang Piala Thomas 1998 dan SEA Games 1997 tersebut tidak akan bekerja sendiri dalam melatih Gregoria Mariska Tunjung dkk. Dirinya akan dibantu oleh Herli Djaenudin sebagai asisten pelatih.
Eks pelatih Lee Zii Jia tersebut datang ke Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur dengan perasaan bahagia atas posisi barunya saat ini.
Indra mengucapkan apresiasi kepada PBSI yang telah memberinya kepercayaan untuk menjadi pelatih kepala tunggal putri.
“Saya secara pribadi berterima kasih untuk PBSI, yang telah memercayakan saya untuk menjadi pelatih kepala sektor tunggal putri,” ujar Indra Wijaya dikutip dari rilis pers Tim Humas dan Media PP PBSI.
“Suatu kebanggaan bagi saya dapat berkontribusi untuk bulu tangkis Indonesia. Bergabung di Pelatnas juga menjadi mimpi saya selama ini,” sambung Indra.
Pria asal Cirebon tersebut siap buat menggunakan pengalamannya selama menjadi atlet di Pelatnas Cipayung untuk melatih tunggal putri Indonesia agar lebih berkembang.
“Saya sempat berpikir dapat berbagi ilmu ke orang luar, tetapi kenapa tidak untuk negara sendiri. Jadi senang rasanya saya dapat bergabung ke Pelatnas Cipayung,” ucap Indra kembali.
Indra mengakui bahwa menjadi pelatih dari sektor tunggal putri Indonesia merupakan tantangan yang besar bagi dirinya.
Namun, bermodal pengalaman melatih di luar negeri, Indra yakin dapat membenahi permasalahan yang ada dan mengangkat nama tunggal putri Indonesia agar dapat kembali dipandang oleh dunia.
“Pastinya ini adalah tantangan yang besar. Kita tahu tunggal putri Indonesia masih banyak yang harus dibenahi,” tutur pria berusia 49 tahun tersebut.
“Semoga dengan pengalaman saya melatih di luar bisa dibawa ke sini untuk membangkitkan kembali sektor tunggal putri sesuai yang kita semua harapkan,” harap Indra.
Indra melihat bahwa potensi dari atlet tunggal putri Indonesia sendiri cukup bagus dan menjanjikan.
Namun, ia menilai bahwa dirinya perlu menanamkan sikap kerja keras dan komitmen yang kuat saat melatih anak-anak asuhannya nanti.
“Ketika talenta bagus tapi tidak dibarengi dengan kerja keras dan komitmen yang kuat untuk berbuat baik untuk dirinya sendiri, ini menjadi tantangan buat mereka. Saya rasa ini yang harus ditanamkan pada atlet tunggal putri Indonesia,” tukas Indra.
Targetnya, Indra ingin menjadikan tunggal putri Indonesia dapat kembali berprestasi dan kembali dipandang oleh dunia.
Susi Susanti merupakan pebulu tangkis tunggal putri Indonesia terakhir yang menjuarai Kejuaraan Dunia BWF, tepatnya di Birmingham, Inggris, pada 1993.
“Saya mau menjadikan tunggal putri Indonesia ini kembali dipandang seperti ganda putra ataupun tunggal putra,” tutupnya sembari berharap agar tunggal putri Indonesia dapat kembali berprestasi.
https://www.kompas.com/badminton/read/2023/03/01/14074438/latih-tunggal-putri-indonesia-indra-wijaya-harapkan-kebangkitan