Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaleidoskop 2022: Kejutan All England, "Hilangnya" Piala Thomas, hingga Fajar/Rian Nomor Satu

KOMPAS.com - Bulu tangkis Indonesia mengalami pasang surut prestasi selama 2022. Tim Indonesia meraih banyak pencapaian, tetapi tak sedikit juga gelar yang gagal dibawa pulang. 

Untuk event individu, wakil-wakil Indonesia menjadi kampiun di sejumlah turnamen seperti All England, Swiss Open, Indonesia Masters, Singapore Open, hingga Denmark Open. 

Namun, Indonesia kehilangan gelar di turnamen beregu tahun ini. Indonesia tak mampu mempertahankan juara Thomas Cup, Badminton Asia Team Championship, SEA Games, dan Suhandinata Cup. 

1. Kejutan All England 

Ganda putra Indonesia Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana memberi kejutan saat tampil pada All England bulan Maret 2022. 

Fikri/Bagas yang tidak difavoritkan justru mengalahkan pemain-pemain unggulan sejak babak 16 besar hingga menjadi juara All England. 

Total ada empat pemain unggulan yang dipulangkan Fikri/Bagas, dua di antaranya adalah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. 

Adapun dua unggulan lainnya adalah Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia) dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang).  

Meski demikian, All England menjadi satu-satunya gelar yang diraih Fikri/Bagas pada 2022. Setelah itu, mereka kerap terhenti di babak-babak awal turnamen. 

Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengatakan bahwa Fikri/Bagas terbebani oleh gelar juara tersebut sehingga tidak bisa menikmati pertandingan. 

"Ini kan pasangan muda, mereka sampai bisa juara All England saja surprise. Mungkin menurut saya, mereka ada beban. Kalau dulu belum apa-apa, sekarang sudah juara All England," kata Herry, Kamis (13/10/2022). 

"Kalau juaranya bukan di All England mungkin beda cerita. All Engkand kan turnamen yang gengsinya luar biasa. Mungkin mereka belum siap banget jadi kaget. Itu yang menjadi PR saya untuk angkat lagi percaya diri mereka agar penampilannya bisa stabil," ucap Herry. 

Tim bulu tangkis Indonesia tak berhasil mempertahankan gelar juara Thomas Cup yang merupakan lambang supremasi bulu tangkis beregu putra. 

Setelah terakhir kali menjuarai Thomas Cup pada 2002, Indonesia mengakhiri penantian 19 tahun dan kembali menjadi kampiun edisi 2020 yang digelar bulan Oktober 2021. 

Thomas Cup 2020 digelar pada Oktober 2021 setelah mengalami penundaan akibat Covid-19. Namun, trofi Piala Thomas tidak lama berada di Indonesia.

Pasalnya, penyelenggaraan Thomas Cup yang memang digelar dua tahun sekali sudah kembali dilaksanakan pada Mei 2022. 

Indonesia yang berstatus juara bertahan berhasil mencapai final setelah mengalahkan China dan Jepang pada perempat final serta semifinal. 

Akan tetapi, Indonesia justru tumbang dari India yang tidak punya sejarah juara di Thomas Cup setelah kalah 0-3 di partai pemuncak. 

Bukan hanya Thomas Cup, Indonesia juga gagal mempertahankan gelar di Kejuaraan Asia Beregu, SEA Games, dan Suhandinata Cup atau event beregu campuran junior. 

Di final Kejuaraan Asia Beregu, Indonesia takluk dari Malaysia. Sementara di SEA Games, Indonesia dikalahkan Thailand. 

Adapun di turnamen Suhandinata Cup, Indonesia untuk pertama kalinya menjadi juara pada edisi 2019. Namun, pada tahun ini Indonesia tersingkir di semifinal usai kalah dari Taiwan. 

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto meraih penghargaan Most Improved Player atau pemain paling berkembang dari BWF menjelang turnamen World Tour Finals awal Desember ini. 

Keberhasilan Fajar/Rian mendapatkan penghargaan itu tak lepas dari perjalanan mereka sepanjang tahun 2022. 

Dari 14 turnamen individu BWF World Tour yang diikuti, Fajar/Rian berhasil mencapai delapan final dengan raihan empat gelar juara serta empat runner-up. 

Rangkaian gelar juara sepanjang 2022 ini diawali Swiss Open 2022 Super 300. Kemudian, mereka naik podium utama Denmark Open (Super 750), Malaysia Masters (Super 500), dan Indonesia Masters (Super 500).

Prestasi-prestasi itu mengantar Fajar/Rian menjadi ganda putra nomor satu dunia pada ranking BWF per Selasa (27/12/2022). 

Pencapaian ini sesuai dengan target yang diutarakan Muhammad Rian Ardianto beberapa waktu lalu. Namun, Rian enggan merasa terlena dengan peringkat satu dunia. 

Ia dan Fajar ingin tetap bermain maksimal di setiap pertandingan tanpa memikirkan soal peringkat.  

Rian mencontohkan penampilan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi yang menurun setelah menghuni peringkat satu dunia.  

"Pastinya senang karena masuk tiga besar salah satu target kami. Namun, kami tidak mau cepat puas. Saya ingin menjadi nomor satu di dunia,” kata Rian menjawab pertanyaan Kompas.com, Rabu (23/11/2022). 

“Cuma ya menghadapi ini, jangan sampai peringkat sudah naik malah dijadikan beban. Kemarin Hoki/Kobayashi ranking satu malah agak menurun permainan mereka. Jangan sampai dijadikan beban,” tutur Rian melanjutkan.  

“Kami mencoba buat enjoy, tetap menikmati pertandingan. Jangan dijadikan beban,” ucap Rian menegaskan.

https://www.kompas.com/badminton/read/2022/12/28/20300078/kaleidoskop-2022--kejutan-all-england-hilangnya-piala-thomas-hingga

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke