Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Happy Ending" di Aarhus dan Gongjin!

KOMPAS.com - Dua episode pamungkas tersaji dari dunia bulu tangkis dan drama Korea pada Minggu (17/10/2021) malam.

Tim Indonesia kembali bermain di laga final kejuaraan bulu tangkis beregu putra Piala Thomas untuk kali pertama setelah di Kunshan, China, pada Mei 2016.

Bermain di Ceres Arena di kota Aarhus, Denmark, Anthony Sinisuka Ginting dkk menantang China, sang juara bertahan, untuk menjadi yang terbaik pada Piala Thomas 2020.

Ini kesempatan tim Indonesia bangkit setelah disingkirkan Malaysia pada babak perempat final Piala Sudirman di Vaata, Finlandia, hampir dua pekan lalu.

Asa pencinta bulu tangkis Tanah Air selama dua pekan terakhir tertuju pada turnamen Piala Thomas dan Uber 2020 yang juga dilangsungkan di belahan Eropa Utara.

Dimotori para pemain muda, langkah tim Piala Uber Indonesia harus terhenti usai kalah dari Tim Thailand, 2-3 di fase perempat final.

Sementara itu, kesehatan jantung pecinta olahraga tepok bulu Tanah Air sudah diuji sejak babak penyisihan grup kala menyaksikan penampilan Tim Piala Thomas Indonesia.

Kita tentu masih ingat bahwa kepastian tim Indonesia lolos ke babak delapan besar baru didapat saat pasangan dadakan, Mohamad Ahsan dan Daniel Marthin, dimainkan pada laga keempat saat Indonesia berjumpa Taiwan.

Meski akhirnya pasangan Indonesia tersebut kalah, tim Piala Thomas berhasil meraih tiket ke fase knock-out dengan meraih minimal 49 poin (tanpa menghitung poin deuce).

Kemenangan di partai kelima yang disumbangkan Shesar Hiren Rhustavito akhirnya membawa Indonesia lolos dengan predikat juara grup.

Perjumpaan Indonesia dan China merupakan laga ideal yang menjadi sajian terbaik pada puncak pagelaran Piala Thomas edisi ke-31.

Indonesia merupakan unggulan pertama pada kejuaraan dunia beregu putra yang tertunda satu tahun tersebut akibat pandemi.

Selain itu, Indonesia merupakan pemilik 13 gelar alias yang terbanyak sepanjang sejarah Piala Thomas.

Sementara, China tercatat telah sepuluh kali berhasil menjadi kampiun, di mana terakhir kali terjadi pada Piala Thomas edisi sebelumnya.

Harus diakui, China bermain di partai puncak jauh dari kekuatan terbaik mereka.

China tidak diperkuat Chen Long, sang peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 nomor tunggal putra.

China pun tak bisa menurunkan duet ganda putra dengan julukan "Duo Menara" yang juga peraih medali perak Olimpiade Tokyo Li Junhui/Liu Yuchen  China.

Negeri Tembok Besar tersebut juga kehilangan Shi Yuqi untuk babak final.

Tunggal putra yang menjadi salah satu penentu keberhasilan China menggondol Piala Sudirman beberapa waktu lalu itu mengalami cedera saat tampil menghadapi Jepang di babak semifinal.

Namun, China yang diperkuat para pemain muda penuh harapan tersebut tetaplah tim yang tidak bisa dianggap sebelah mata oleh siapapun, termasuk Indonesia pada duel final.

Tak ada jaminan bahwa peringkat lebih baik yang dimiliki para pemain Indonesia akan menjadikan laga-laga menjadi mudah saat berhadapan dengan China.

Apalagi, sejarah telah mencatat banyak kejutan terjadi saat bermain di nomor beregu.

Terbukti, gim pembuka pada pertandingan pertama final Piala Thomas kemarin menjadi milik China.

Lu Guang Zu yang bermain tanpa beban berhasil mencuri gim pertama atas wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting.

Tak sekalipun andalan Indonesia yang juga peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 tersebut mampu unggul dalam pengumpulan poin di gim pertama.

Beruntung bagi Indonesia, saat pebulutangkis kelahiran Cimahi 24 tahun silam itu mampu bangkit untuk merebut dua gim berikut dan membuat Indonesia unggul atas China, 1-0.

Saya tak akan membahas bagaimana jalannya dua laga berikut.

Setelah mengalahkan dua mantan juara yakni Malaysia dan Denmark untuk tiba di laga pamungkas, akhirnya penantian 19 tahun untuk bisa melihat kembali Indonesia berjaya di Piala Thomas berakhir Minggu, 17 Oktober 2021, malam WIB.

Kemenangan Jonathan Christie atas Li Shifeng pada laga ketiga babak final memastikan gelar Piala Thomas ke-14 bagi Indonesia.

Hasil ini semakin memperkukuh dominasi Merah Putih di ajang Piala Thomas mengingat tak ada negara lain yang berhasil memperoleh lebih dari 10 gelar.

Keceriaan bagi tim Indonesia menjadi pemandangan akhir di Aarhus, Denmark.

Momen kebahagiaan juga tersaji pada episode terakhir 'Drakor' berjudul Hometown Cha-Cha-Cha.

Kisah asmara Hong Doo Shik dan Hye Jin yang diputar Netflix ini merupakan serial yang paling banyak ditonton para pecinta drama Korea.

Kebetulan episode terakhirnya keluar berbarengan dengan babak final Piala Thomas.

Bagi sebagian besar penikmat serial Hometown Cha-Cha-Cha tentu malam tadi menjadi sangat spesial termasuk untuk saya.

Namun, kami harus sabar menunggu untuk bisa menonton episode pamungkas tersebut.

Maklum saja, Piala Thomas tentu sangat berarti bagi Indonesia.

Mesk membuat jantungan saat menyaksikan para pemain Indonesia tampil, melewatkan final Piala Thomas akan membuat kita lebih penasaran.

Akhirnya diujung cerita, label happy ending telah dipilih semesta menjadi benang merah dari Aarhus dan Desa Gongjin!

Tim putra Indonesia keluar sebagai juara Piala Thomas sementara kalian harus menyaksikan sendiri bagaimana arah kisah Kepala Hong dan dokter gigi cantik Hye Jin akan bermuara.

Maklum saya tak mau terlalu jauh menjadi spoiler-nya!

#RinganJari

https://www.kompas.com/badminton/read/2021/10/18/18000098/-happy-ending-di-aarhus-dan-gongjin-

Terkini Lainnya

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke