Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hafiz/Gloria Gagal ke Olimpiade Tokyo, Bagaimana Langkah PBSI?

BWF resmi membatalkan Singapore Open 2021 akibat peningkatan kasus Covid-19 secara global, Rabu (12/5/2021) malam WIB.

Hal ini menyebabkan pengetatan syarat masuk para pendatang ke Singapura.

Turnamen pun dibatalkan demi keselamatan dan kesehatan para atlet, pihak penyelenggara, dan masyarakat setempat.

BWF juga tidak akan membuat jadwal ulang Singapore Open sehingga berpengaruh kepada nasib atlet di Olimpiade Tokyo 2020.

Sebab, Singapore Open merupakan ajang terakhir bagi para atlet untuk mengumpulkan poin demi ke Olimpiade (Race to the Olympics).

Teruntuk tim Indonesia, kondisi ini merugikan kans ganda campuran, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, untuk berkompetisi di Olimpiade.

Pasalnya, mereka turun di peringkat kesembilan dalam daftar kualifikasi Olimpiade.

Penurunan pasangan Tanah Air ini tak terlepas dari Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris) yang menggeser mereka setelah menjadi finalis Kejuaraan Eropa 2021.

Hafiz/Gloria harus masuk ke posisi delapan besar dunia jika ingin tampil di Tokyo 2020.

Posisi delapan besar akan membawa mereka bersama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (peringkat ke-4) yang sudah dipastikan lolos ke Olimpiade.

Berdasarkan regulasi (BWF), setiap negara hanya bisa mengirim dua wakil pada nomor ganda jika dua pasang teratas berada di peringkat delapan besar dunia.

Namun, harapan Hafiz/Gloria pupus karena mereka tidak bisa menambah poin akibat Singapore Open batal.

Terkait hal ini, Rionny Mainaky menyatakan PBSI akan melakukan pengkajian terlebih dahulu.

Lebih lanjut, dia menyatakan PBSI berencana berkoordinasi dengan BWF, hingga melayangkan protes jika perlu.

"Pembatalan itu memang keputusan tepat," kata Rionny Mainaky soal kondisi Covid-19 yang masih merebak dalam rilis PBSI yang diterima Kompas.com.

"Namun, hal tersebut sangat merugikan bagi pemain kita, terutama bagi Hafiz Faizal/ Gloria Emanuelle Widjaja yang tengah berjuang agar lolos ke Olimpiade Tokyo."

"Dengan batalnya Singapura Terbuka, tidak ada kesempatan lagi bagi atlet kita untuk bisa menguji kemampuan sebagai ajang pemanasan terakhir menuju Olimpiade Tokyo."

"Soal protes ke BWF, memang harus dikaji dulu. Kalau memang perlu, PBSI akan layangkan surat kepada BWF untuk peninjauan. Apabila memang layak untuk protes, akan kami lakukan," jelasnya.

"Kalau dari BAC (Konfederasi Badminton Asia) setuju dan kami bisa mengajak negara-negara Asia yang merasa dirugikan mendukung dan mau mengajukan protes ke BWF, ini akan lebih bagus."

Rionny Mainaky kemudian menyayangkan keputusan BWF yang membuat Kejuaraan Eropa masuk hitungan kualifikasi Olimpiade Tokyo.

Hal itu dikatakannya tidak netral dan cenderung menguntungkan pemain asal Eropa.

Sebab, Malaysia Open, India Open, dan Kejuaraan Asia sebelumnya ditunda sehingga tim Indonesia dan para pemain asia tidak bisa menambah poin.

"Yang sangat dirugikan memang pasangan ganda campuran Hafiz/Gloria dari posisi kritis rangking 8 turun ke rangking 9," lanjut pria yang juga pelatih tunggal putri itu.

"Harusnya BWF lebih bijak dan netral dengan tidak memasukkan Kejuaraan Eropa masuk dalam kualifikasi Olimpiade."

"Apalagi dengan keadaan pandemi Covid-19 ini sekarang, turnamen penting banyak yang batal."

"Padahal untuk mengejar atau mempertahankan poin Olimpiade sangat penting bagi pemain kita," tuturnya menjelaskan.

BWF sendiri akan memberikan informasi lebih lanjut soal kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 beberapa hari mendatang.

https://www.kompas.com/badminton/read/2021/05/13/05000098/hafiz-gloria-gagal-ke-olimpiade-tokyo-bagaimana-langkah-pbsi-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke