Bagaimana tidak, pada Olimpiade edisi itulah, untuk kali pertama Indonesia meraih medali emas dalam ajang multi-cabang bergengsi tersebut.
Momen bersejarah itu ditanggapi dengan berbagai macam reaksi. Ada rasa haru, sedih, serta gembira yang begitu membuncah dari masyarakat Indonesia.
Salah satu sosok yang sangat mengapresiasi keberhasilan Susy Susanti dan Alan Budikusuma pada Olimpiade Barcelona 1992 adalah penyanyi Tuty Ahem.
Tak tanggung-tanggung, berdasarkan catatan Harian Kompas pada edisi 5 Agustus 1992, Tuty Ahem mengusulkan pemerintah untuk memberlakukan libur nasional.
Usul itu dimunculkan Tuty untuk menghormati kesuksesan tim bulu tangkis Indonesia yang mempersembahkan dua medali emas olimpiade kepada negara.
"Saya kira bukan sesuatu yang berlebihan apabila kita memberlakukan libur nasional ketika kontingen olimpiade kembali kelak," ujar Tuty yang dikutip dari Harian Kompas.
"Dengan libur itu maka masyarakat bisa menyambut pahlawan-pahlawan olahraga yang berarti penghormatan kepada mereka," tutur dia.
Penyanyi seangkatan Henny Purwonegoro dan Neneng Salmiah itu lebih lanjut mengatakan, ia sebenarnya mengharapkan pemerintah bisa lebih dini mengantisipasi perolehan medali emas oleh atlet Indonesia.
Minimal, katanya, Bang Wi (maksudnya Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto) tampil dalam acara stop press di televisi dan memberi izin kepada warganya untuk turun ke jalan.
"Saya kira masyarakat akan mau merayakan keberhasilan pertama negerinya meraih medali emas Olimpiade," kata Tuty.
"Apalagi jika Gubernur Wiyogo mengundang perusahaan minuman ringan untuk membuka stand gratis di sepanjang Jalan Thamrin, misalnya."
"Saya kira akan banyak perusahaan minuman ringan yang mau memenuhi ajakan itu," tutur Tuty Ahem menambahkan.
Pada laga final Olimpiade 1992 di Barcelona, Susy Susanti berhasil mengalahkan Bang Soo-hyun (Korea), dengan skor 5-11, 11-5, 11-3.
Adapun Alan Budikusuma menang setelah menaklukkan rekan senegaranya, Ardy B Wiranata dengan skor 15-12, 18-13.
Kesuksesan memboyong dua medali ini membuat Indonesia kala itu menjadi negara Asia ketujuh yang mampu menggapai puncak tertinggi di arena Olimpiade.
Indonesia juga memperoleh satu medali perak yang dipersembahkan pasangan ganda putra Eddy Hartono dan Gunawan.
Pasangan ini harus puas di urutan kedua setelah kalah dari pasangan Korea Park Joo-bong dan Kim Moon-soo dengan skor 11-15, 7-15.
Selain itu, medali perunggu diperoleh tunggal putra Hermawan Susanto yang kalah di semifinal saat melawan Ardy B Wiranata.
Secara total, Indonesia mendapatkan dua emas, dua perak, dan satu medali perunggu.
https://www.kompas.com/badminton/read/2020/04/17/08362118/kala-kesuksesan-susy-dan-alan-di-olimpiade-1992-diusulkan-jadi-libur