Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hadisaputra
Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar

Antropolog, Dosen Unismuh Makassar, dan Pegiat Gerakan Sosial

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Kompas.com - 25/05/2024, 07:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FILM "Vina: Sebelum 7 Hari" menjadi pemicu munculnya kembali ingatan publik tentang kisah nyata kasus pemerkosaan dan pembunuhan Vina Dewi Arsita serta Muhammad Rizky atau Eki (16) di Cirebon pada 2016.

Film ini berhasil menarik perhatian luas dengan lebih dari 5 juta penonton per Rabu (22/5/2024). Film ini juga dianggap berhasil mendorong pihak kepolisian menangkap Pegi Perong, salah satu dari tiga buronan kasus tersebut di Bandung, Jawa Barat.

Cerita yang disajikan dalam film ini, meskipun menimbulkan pro dan kontra, berhasil memicu kembali perhatian publik terhadap kasus yang belum sepenuhnya terungkap.

Dengan penggarapan yang intens dan adegan-adegan kontroversial, film ini menggambarkan dinamika dan kompleksitas kasus tersebut.

"Crimetainment"

Film "Vina: Sebelum 7 Hari" adalah contoh nyata dari crimetainment di Indonesia. Crimetainment, perpaduan dari "crime" dan "entertainment," menggambarkan tren media yang memadukan elemen kriminalitas dengan hiburan.

Fenomena ini sering terlihat dalam film, serial televisi, dan dokumenter yang mengangkat kasus kriminal nyata dengan pendekatan dramatis dan menarik perhatian publik.

Crimetainment memiliki daya tarik tersendiri karena menggabungkan rasa ingin tahu, adrenalin, dan empati penonton terhadap korban serta pelaku kejahatan.

Crimetainment memiliki dampak ganda terhadap penegakan hukum. Di satu sisi, film seperti "Vina: Sebelum 7 Hari" dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kasus-kasus kriminal yang belum terselesaikan dan mendorong aparat penegak hukum untuk bertindak lebih cepat dan tegas.

Film ini telah berhasil menarik perhatian kembali pada kasus pembunuhan Vina dan mendorong penyelidikan lebih lanjut terhadap tiga pelaku yang masih buron.

Namun, di sisi lain, crimetainment juga dapat memunculkan risiko eksploitasi tragedi pribadi untuk tujuan komersial.

Adegan-adegan kekerasan dan pemerkosaan dalam film ini, misalnya, menuai kritik karena dianggap tidak sensitif terhadap keluarga korban dan berpotensi mengeksploitasi penderitaan mereka demi rating dan keuntungan finansial.

Tinjauan "Cultural Studies"

Dalam membaca fenomena crimetainment, terutama dalam konteks film "Vina: Sebelum 7 Hari", penulis tertarik merefleksikan film tersebut dengan pendekatan cultural studies.

Cultural studies merupakan pendekatan interdisipliner yang mempelajari bagaimana budaya memengaruhi dan membentuk masyarakat. Pendekatan ini mempertimbangkan berbagai aspek seperti identitas, kekuasaan, ideologi, dan representasi.

Pertama, Representasi dan Ideologi. Crimetainment sering kali menyoroti bagaimana kasus kriminal direpresentasikan dalam media.

Dalam film "Vina: Sebelum 7 Hari," representasi Vina sebagai korban dan para pelaku kejahatan menjadi pusat perhatian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Tren
Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Tren
Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Tren
Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Tren
Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Tren
Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Tren
Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Tren
PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

Tren
4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

Tren
Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Tren
Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com