KOMPAS.com - Teluk dan tanjung sederhananya adalah wilayah yang menghiasi pertemuan antara laut dan daratan.
Teluk dan tanjung biasanya terbentuk pada garis pantai tidak rata, di mana garis pantai mempunyai kumpulan batuan dengan daya tahan bervariasi yang tegak lurus dengan garis pantai.
Perbedaan ketahanan garis pantai terhadap erosi akhirnya mengakibatkan terbentuknya teluk dan tanjung.
Beberapa orang masih bingung dengan penggunaan teluk dan tanjung, karena keduanya sama-sama ditemukan di garis pantai.
Namun keduanya sangat berbeda, khususnya pada bentuk geografisnya. Simak terus artikel ini untuk penjelasan lengkapnya.
Baca juga: Dua Pantai Indonesia Masuk Daftar 50 Pantai Terbaik Dunia 2024
Dilansir dari laman World Atlas, tanjung adalah daratan tinggi yang membentang jauh ke dalam samudra, laut, atau danau.
Tanjung mirip dengan semenanjung tetapi jauh lebih kecil dan sempit. Semenanjung dapat membentang di wilayah yang luas dan hampir lepas atau tidak terhubung ke daratan.
Tanjung tercipta melalui proses erosi, di mana garis pantai terus menerus terkena gaya pasang surut laut.
Baca juga: Unesco Tetapkan Tanjung Benoa Jadi Komunitas Siaga Tsunami
Seiring berjalannya waktu, ombak mengikis bebatuan yang lebih lunak sehingga menghasilkan tanjung dengan garis pantai yang tidak beraturan.
Meskipun erosi garis pantai menyebabkan sebagian besar tanjung, ada pula yang terbentuk akibat penumpukan garis pantai.
Ketika arus yang mengalir ke berbagai arah bertemu di daerah dangkal dekat pantai, pasir akan terdorong bersamanya sehingga membentuk daratan.
Selama bertahun-tahun, pasir tersebut menjadi padat menjadi batu pasir. Tanjung berpasir tidak bertahan lama karena juga rentan terhadap erosi.
Baca juga: Daftar 15 Pantai Paling Indah di Dunia, Satu dari Indonesia
Berkebalikan dengan tanjung, teluk adalah adalah bagian laut (berlaku juga untuk perairan danau) yang menjorok ke darat.
Menurut laman National Geographic, teluk adalah perairan yang sebagian dikelilingi oleh daratan, baik laut maupun danau.